Bibi Bertangan Satu

Anak semata wayangnya benci dia. Dia tampak seolah sangat memalukan. Dia memunguti bulir padi dan buah sawit yang rontok untuk mempertahankan kehidupan mereka.

Pembunuhan Lanza

Amerika menjabat tangan anda dengan hangat tapi menyembunyikan belati dibalik punggung mereka..

Secangkir cokelat

entah, tapi ada sedih yang tersisa ... ada rasa yang tertinggal ... di ujung jari, ujung lidah, dan pelupuk mata ... entah, ada sebersit wajah, dan ubin-ubiin putih

Asal mula Danau Toba ( Legenda )

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kesendirian dalam merenung

Bening dan lembut Meliuk indah seolah bayangan Putri sungai dengan mata air kecilnya Cantik… bak teratai bermahkota mawar

Sabtu, 27 Februari 2010

KOPI ASIN

Dia bertemu dengan gadis itu di sebuah pesta, gadis yang menakjubkan. Banyak pria berusaha mendekatinya. Sedangkan dia sendiri hanya seorang laki-laki biasa. Tak ada yang begitu menghiraukannya. Saat pesta telah usai, dia mengundang gadis itu untuk minum kopi bersamanya. Walaupun terkejut dengan undangan yang mendadak, si gadis tidak mau mengecewakannya.

Mereka berdua duduk di sebuah kedai kopi yang nyaman. Si laki-laki begitu gugup untuk mengatakan sesuatu, sedangkan sang gadis merasa sangat tidak nyaman.

"Ayolah, cepat. Aku ingin segera pulang", kata sang gadis dalam hatinya.

Tiba-tiba si laki-laki berkata pada pelayan, "Tolong ambilkan saya garam. Saya ingin membubuhkan dalam kopi saya."

Semua orang memandang dan melihat aneh padanya. Mukanya kontan menjadi merah, tapi ia tetap mengambil dan membubuhkan garam dalam kopi serta meminum kopinya.

Sang gadis bertanya dengan penuh rasa ingin tahu kepadanya, "Kebiasaanmu kok sangat aneh?".

"Saat aku masih kecil, aku tinggal di dekat laut. Aku sangat suka bermain-main di laut, di mana aku bisa merasakan laut.. asin dan pahit. Sama seperti rasa kopi ini", jawab si laki-laki. "Sekarang, tiap kali aku minum kopi asin, aku jadi teringat akan masa kecilku, tanah kelahiranku. Aku sangat merindukan kampung halamanku, rindu kedua orangtuaku yang masih tinggal di sana", lanjutnya dengan mata berlinang.

Sang gadis begitu terenyuh. Itu adalah hal sangat menyentuh hati. Perasaan yang begitu dalam dari seorang laki-laki yang mengungkapkan kerinduan akan kampung halamannya. Ia pasti seorang yang mencintai dan begitu peduli akan rumah dan keluarganya. Ia pasti mempunyai rasa tanggung jawab akan tempat tinggalnya. Kemudian sang gadis memulai pembicaraan, mulai bercerita tentang tempat tinggalnya yang jauh, masa kecilnya, keluarganya. .. Pembicaraan yang sangat menarik bagi mereka berdua. Dan itu juga merupakan awal yang indah dari kisah cinta mereka.

Mereka terus menjalin hubungan. Sang gadis menyadari bahwa ia adalah laki-laki idaman baginya. Ia begitu toleran, baik hati, hangat, penuh perhatian.. pokoknya ia adalah pria baik yang hampir saja diabaikan begitu saja. Untung saja ada kopi asin !

Cerita berlanjut seperti tiap kisah cinta yang indah: sang putri menikah dengan sang pangeran, dan mereka hidup bahagia... Dan, tiap ia membuatkan suaminya secangkir kopi, ia membubuhkan sedikit garam didalamnya, karena ia tahu itulah kesukaan suaminya.

Setelah 40 tahun berlalu, si laki-laki meninggal dunia. Ia meninggalkan sepucuk surat bagi istrinya:

"Sayangku, maafkanlah aku. Maafkan kebohongan yang telah aku buat sepanjang hidupku. Ini adalah satu-satunya kebohonganku padamu - tentang kopi asin. Kamu ingat kan saat kita pertama kali berkencan? Aku sangat gugup waktu itu. Sebenarnya aku menginginkan sedikit gula. Tapi aku malah mengatakan garam. Waktu itu aku ingin membatalkannya, tapi aku tak sanggup, maka aku biarkan saja semuanya. Aku tak pernah mengira kalau hal itu malah menjadi awal pembicaraan kita. Aku telah mencoba untuk mengatakan yang sebenarnya kepadamu. Aku telah mencobanya beberapa kali dalam hidupku, tapi aku begitu takut untuk melakukannya, karena aku telah berjanji untuk tidak menyembunyikan apapun darimu... Sekarang aku sedang sekarat. Tidak ada lagi yang dapat aku khawatirkan, maka aku akan mengatakan ini padamu: Aku tidak menyukai kopi yang asin. Tapi sejak aku mengenalmu, aku selalu minum kopi yang rasanya asin sepanjang hidupku. Aku tidak pernah menyesal atas semua yang telah aku lakukan padamu. Aku tidak pernah menyesali semuanya. Dapat berada disampingmu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Jika aku punya kesempatan untuk menjalani hidup sekali lagi, aku tetap akan berusaha mengenalmu dan menjadikanmu istriku walaupun aku harus minum kopi asin lagi."

Sambil membaca, airmatanya membasahi surat itu.

Suatu hari seseorang menanyainya, "Bagaimana rasa kopi asin?"

Ia menjawab, "Rasanya begitu manis."
888888888888888888


Dia bertemu dengan gadis itu di sebuah pesta, gadis yang menakjubkan. Banyak pria berusaha mendekatinya. Sedangkan dia sendiri hanya seorang laki-laki biasa. Tak ada yang begitu menghiraukannya. Saat pesta telah usai, dia mengundang gadis itu untuk minum kopi bersamanya. Walaupun terkejut dengan undangan yang mendadak, si gadis tidak mau mengecewakannya.

Mereka berdua duduk di sebuah kedai kopi yang nyaman. Si laki-laki begitu gugup untuk mengatakan sesuatu, sedangkan sang gadis merasa sangat tidak nyaman.

"Ayolah, cepat. Aku ingin segera pulang", kata sang gadis dalam hatinya.

Tiba-tiba si laki-laki berkata pada pelayan, "Tolong ambilkan saya garam. Saya ingin membubuhkan dalam kopi saya."

Semua orang memandang dan melihat aneh padanya. Mukanya kontan menjadi merah, tapi ia tetap mengambil dan membubuhkan garam dalam kopi serta meminum kopinya.

Sang gadis bertanya dengan penuh rasa ingin tahu kepadanya, "Kebiasaanmu kok sangat aneh?".

"Saat aku masih kecil, aku tinggal di dekat laut. Aku sangat suka bermain-main di laut, di mana aku bisa merasakan laut.. asin dan pahit. Sama seperti rasa kopi ini", jawab si laki-laki. "Sekarang, tiap kali aku minum kopi asin, aku jadi teringat akan masa kecilku, tanah kelahiranku. Aku sangat merindukan kampung halamanku, rindu kedua orangtuaku yang masih tinggal di sana", lanjutnya dengan mata berlinang.

Sang gadis begitu terenyuh. Itu adalah hal sangat menyentuh hati. Perasaan yang begitu dalam dari seorang laki-laki yang mengungkapkan kerinduan akan kampung halamannya. Ia pasti seorang yang mencintai dan begitu peduli akan rumah dan keluarganya. Ia pasti mempunyai rasa tanggung jawab akan tempat tinggalnya. Kemudian sang gadis memulai pembicaraan, mulai bercerita tentang tempat tinggalnya yang jauh, masa kecilnya, keluarganya. .. Pembicaraan yang sangat menarik bagi mereka berdua. Dan itu juga merupakan awal yang indah dari kisah cinta mereka.

Mereka terus menjalin hubungan. Sang gadis menyadari bahwa ia adalah laki-laki idaman baginya. Ia begitu toleran, baik hati, hangat, penuh perhatian.. pokoknya ia adalah pria baik yang hampir saja diabaikan begitu saja. Untung saja ada kopi asin !

Cerita berlanjut seperti tiap kisah cinta yang indah: sang putri menikah dengan sang pangeran, dan mereka hidup bahagia... Dan, tiap ia membuatkan suaminya secangkir kopi, ia membubuhkan sedikit garam didalamnya, karena ia tahu itulah kesukaan suaminya.

Setelah 40 tahun berlalu, si laki-laki meninggal dunia. Ia meninggalkan sepucuk surat bagi istrinya:

"Sayangku, maafkanlah aku. Maafkan kebohongan yang telah aku buat sepanjang hidupku. Ini adalah satu-satunya kebohonganku padamu - tentang kopi asin. Kamu ingat kan saat kita pertama kali berkencan? Aku sangat gugup waktu itu. Sebenarnya aku menginginkan sedikit gula. Tapi aku malah mengatakan garam. Waktu itu aku ingin membatalkannya, tapi aku tak sanggup, maka aku biarkan saja semuanya. Aku tak pernah mengira kalau hal itu malah menjadi awal pembicaraan kita. Aku telah mencoba untuk mengatakan yang sebenarnya kepadamu. Aku telah mencobanya beberapa kali dalam hidupku, tapi aku begitu takut untuk melakukannya, karena aku telah berjanji untuk tidak menyembunyikan apapun darimu... Sekarang aku sedang sekarat. Tidak ada lagi yang dapat aku khawatirkan, maka aku akan mengatakan ini padamu: Aku tidak menyukai kopi yang asin. Tapi sejak aku mengenalmu, aku selalu minum kopi yang rasanya asin sepanjang hidupku. Aku tidak pernah menyesal atas semua yang telah aku lakukan padamu. Aku tidak pernah menyesali semuanya. Dapat berada disampingmu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Jika aku punya kesempatan untuk menjalani hidup sekali lagi, aku tetap akan berusaha mengenalmu dan menjadikanmu istriku walaupun aku harus minum kopi asin lagi."

Sambil membaca, airmatanya membasahi surat itu.

Suatu hari seseorang menanyainya, "Bagaimana rasa kopi asin?"

Ia menjawab, "Rasanya begitu manis."
888888888888888888
KOPI ASIN
Dia bertemu dengan gadis itu di sebuah pesta, gadis yang menakjubkan. Banyak pria berusaha mendekatinya. Sedangkan dia sendiri hanya seorang laki-laki biasa. Tak ada yang begitu menghiraukannya. Saat pesta telah usai, dia mengundang gadis itu untuk minum kopi bersamanya. Walaupun terkejut dengan undangan yang mendadak, si gadis tidak mau mengecewakannya.

Mereka berdua duduk di sebuah kedai kopi yang nyaman. Si laki-laki begitu gugup untuk mengatakan sesuatu, sedangkan sang gadis merasa sangat tidak nyaman.

"Ayolah, cepat. Aku ingin segera pulang", kata sang gadis dalam hatinya.

Tiba-tiba si laki-laki berkata pada pelayan, "Tolong ambilkan saya garam. Saya ingin membubuhkan dalam kopi saya."

Semua orang memandang dan melihat aneh padanya. Mukanya kontan menjadi merah, tapi ia tetap mengambil dan membubuhkan garam dalam kopi serta meminum kopinya.

Sang gadis bertanya dengan penuh rasa ingin tahu kepadanya, "Kebiasaanmu kok sangat aneh?".

"Saat aku masih kecil, aku tinggal di dekat laut. Aku sangat suka bermain-main di laut, di mana aku bisa merasakan laut.. asin dan pahit. Sama seperti rasa kopi ini", jawab si laki-laki. "Sekarang, tiap kali aku minum kopi asin, aku jadi teringat akan masa kecilku, tanah kelahiranku. Aku sangat merindukan kampung halamanku, rindu kedua orangtuaku yang masih tinggal di sana", lanjutnya dengan mata berlinang.

Sang gadis begitu terenyuh. Itu adalah hal sangat menyentuh hati. Perasaan yang begitu dalam dari seorang laki-laki yang mengungkapkan kerinduan akan kampung halamannya. Ia pasti seorang yang mencintai dan begitu peduli akan rumah dan keluarganya. Ia pasti mempunyai rasa tanggung jawab akan tempat tinggalnya. Kemudian sang gadis memulai pembicaraan, mulai bercerita tentang tempat tinggalnya yang jauh, masa kecilnya, keluarganya. .. Pembicaraan yang sangat menarik bagi mereka berdua. Dan itu juga merupakan awal yang indah dari kisah cinta mereka.

Mereka terus menjalin hubungan. Sang gadis menyadari bahwa ia adalah laki-laki idaman baginya. Ia begitu toleran, baik hati, hangat, penuh perhatian.. pokoknya ia adalah pria baik yang hampir saja diabaikan begitu saja. Untung saja ada kopi asin !

Cerita berlanjut seperti tiap kisah cinta yang indah: sang putri menikah dengan sang pangeran, dan mereka hidup bahagia... Dan, tiap ia membuatkan suaminya secangkir kopi, ia membubuhkan sedikit garam didalamnya, karena ia tahu itulah kesukaan suaminya.

Setelah 40 tahun berlalu, si laki-laki meninggal dunia. Ia meninggalkan sepucuk surat bagi istrinya:

"Sayangku, maafkanlah aku. Maafkan kebohongan yang telah aku buat sepanjang hidupku. Ini adalah satu-satunya kebohonganku padamu - tentang kopi asin. Kamu ingat kan saat kita pertama kali berkencan? Aku sangat gugup waktu itu. Sebenarnya aku menginginkan sedikit gula. Tapi aku malah mengatakan garam. Waktu itu aku ingin membatalkannya, tapi aku tak sanggup, maka aku biarkan saja semuanya. Aku tak pernah mengira kalau hal itu malah menjadi awal pembicaraan kita. Aku telah mencoba untuk mengatakan yang sebenarnya kepadamu. Aku telah mencobanya beberapa kali dalam hidupku, tapi aku begitu takut untuk melakukannya, karena aku telah berjanji untuk tidak menyembunyikan apapun darimu... Sekarang aku sedang sekarat. Tidak ada lagi yang dapat aku khawatirkan, maka aku akan mengatakan ini padamu: Aku tidak menyukai kopi yang asin. Tapi sejak aku mengenalmu, aku selalu minum kopi yang rasanya asin sepanjang hidupku. Aku tidak pernah menyesal atas semua yang telah aku lakukan padamu. Aku tidak pernah menyesali semuanya. Dapat berada disampingmu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Jika aku punya kesempatan untuk menjalani hidup sekali lagi, aku tetap akan berusaha mengenalmu dan menjadikanmu istriku walaupun aku harus minum kopi asin lagi."

Sambil membaca, airmatanya membasahi surat itu.

Suatu hari seseorang menanyainya, "Bagaimana rasa kopi asin?"

Ia menjawab, "Rasanya begitu manis."
888888888888888888

Jumat, 26 Februari 2010

Aku ingin ketemu "Mommy"

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja.

Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga
Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal
dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi
semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya
mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya
pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang
sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya
tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar
hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak
kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah
perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi
yang mengingatnya.

Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti
sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari
betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas
kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore
itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad
dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?”

“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah
memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis
saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.
Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari
hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya
tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric…

Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap
sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.

“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”

Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”

Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10
tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus
menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega,
saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.
Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah,
namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan
yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis
setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”

Saya pun membaca tulisan di kertas itu…

“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”

Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”

Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.

“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana … Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana .”

Selasa, 23 Februari 2010

SUATU HARI di BULAN DESEMBER

Oleh: Sapardi Djoko D.

Dirumah pemasyarakatan (penjara-red) itu sempat timbul ribut-ribut kecil ketika Marsiyam melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat dan, menurut penilaian teman-teman disitu, sangat tampan. Sebelumya tidak ada seorang pun yang menyadari bahwa ada perempuan bunting disitu.

Dan mungkin , tidak ada yang benar – benar yakin bahwa Marsiyam memang bunting sebelum melahirkan. Berbagai jenis pikiran baik dan buruk beredar dibangunan yang berdasarkan perhitungan akal sehat sudah tidak bisa menampung pesakitan lagi itu Tak ada seorang laki-laki pun disitu, kecuali kepala penjara.

Tapi, apa alsan mencurigainya sebagai Bapak bayi itu? Rasanya tidak. Tampang lelaki yang tidak pernah tersenyum itu jauh dari selera perempuan manapun. “ Tampangnya nyebelin,” kata mereka . Dan tampang bayi laki-laki itu minta ampun cantiknya.

Marsiyam dikenai hukuman dua tahun penjara sebab dituduh telah menganiaya suaminya, seorang lelaki yang bekerja sebagai guru yang – menurut sementara tetangga – “sudah sepantasnya dianiaya,” entah sebab apa. Mereka kawin sekitar tiga tahun dan belum punya anak. Guru itu selalu menyalahkannya dan malah sering menuduhnya telah berbuat serong dengan laki-laki lain. Marsiyam mula – mula menerima tuduhan itu dengan tenang, bahkan dia yakin kecemburuan suaminya itu timbul justru karena lelaki itu sangat mencintainya. Ia sadar dirinya cantik , dan tentunya ada alasan juga bagi suaminya untuk memelihara rasa curiganya.

Sampai pada suatu sore ketika ia sedang memasak untuk makan malam , ketika suaminya mendekatinya dan mendesakkan pertanyaan-pertanyaan yang menyakitkan, yang menuduhnya telah berselingkuh dengan seorang pemuda pengangguran yang suka membantu keluarga itu membetulkan atap bocor dan atau kabel listrik yang korslet. Anak muda itu memang lumayan tampangnya, dan sering berada dirumahnya ketika guru itu sedang mengajar.

Marsiyam meladeni rentetan pertanyaan suaminya dengan sabar, tetapi semakin lama lelaki yang pendapatannya tak cukup untuk hidup layak itu menunjukkan tampang yang menyebalkan. Marsiyam menyekam kesabarannya , dan mendadak bagaikan api - kemarahannya berkobar. Ia ambil barang sekenanya didapur itu , dipukulkannya kekepala suaminya yang langsung terkapar dilantai. Di injaknya tubuh yang tengkurap itu berkali-kali sambil menjerit-jerit, “Aku memang tak bisa punya anak , mau apa kau.”

Tetangga pun berdatangan dan beberapa bulan kemudian ia harus duduk di kursi terdakwa untuk mendengarkan keputusan hakim . Suaminya telah melaporkannya kepolisi sehabis peristiwa didapur itu .

* * *
Tentu saja penjara bukanlah tempat yang diidam-idamkannya, tetapi diluar dugaan Marsiyam dengan cepat bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat yang aneh hubungan-hubungan antar-manusianya itu. Seperti kampung saja , disitu ada ibu muda yang konon menganiaya madunya, ada tukang copet yang suka beroperasi di ka-er-el , ada organisator berbagai arisan yang menggelapkan uang puluhan juta, ada dokter yang kerja sambilannya menjual narkoba, ada pengacara yang ketahuan menyogok jaksa, dan ratusan perempuan lain yang entah profesinya. Marsiyam yang pendiam dan tidak banyak cincong itu diterima dikalangan mereka, bahkan oleh grup-grup yang biasanya bermusuhan. Tidak ada yang mau percaya bahwa perempuan semacam itu telah tega memulai dan menginjak-injak suaminya, guru yang konon juga dikenal tak banyak ulah.

Marsiyam tidak tahu alasan apa yang menyebabkan perempuan-perempuan itu lebih suka memanggilnya marsinah atau mariyam. Menurut mereka , nama Marsiyam susah diingat – suatu alasan yang menurutnya pasti sekenanya saja. Dan selama ia disana tak pernah ada yang menengoknya. Ia hanya menggelengkan kepala atau menunduk kalau ditanya, “ kau tak ada keluarga , ya?” Atau, “ kau sudah dibuang keluargamu, ya?”

Ia menjalankan tugas rutinnya dengan tekun, tak pernah membantah sipir yang manapun, yang beberapa diantaranya dianggap ganas oleh rekan-rekannya.

Sampai malam itu, ketika ia melahirkan seorang bayi laki-laki yang sangat tampan. tidak ada yang bisa yakin bahwa perempuan muda itu pernah bunting. Tak pernah ngidam, tak pernah muntah-muntah. Perutnya rata saja. Tapi tiba-tiba saja ada bayi keluar dari rahimnya. Tak ada seorang pun disana percaya pada mukjizat; mana ada orang jahat percaya akan hal semacam itu ?. Tetapi pertanyaan yang beredar tetap sama , siapa gerangan yang membuntinginya kalau bukan kepala penjara, satu-satunya lelaki dibangunan itu yang boleh berhubungan dengan mereka ?. Tapi , mereka tak percaya juga akan hal itu. Sipir – sipir perempuan yang ganas itu pasti mengetahui perselingkuhan semacam itu dan akan menggunduli lelaki yang rambutnya tinggal beberapa lembar itu- tak peduli ia atasan mereka atau bukan.

Marsiyam diberi kesempatan mendapatkan kamar khusus untuk mendampingi bayinya, sebab toh, beberapa hari lagi masa hukumannya akan habis. Tanpa dirasa, sudah dua tahun ia berada didalam bangunan itu , tanpa sama sekali pernah berhubungan dengan dunia luar. Dokter penjual narkoba itu dengan bangga membantunya, juga tukang copet dan dedengkot arisan. Mereka merasa mendapatkan kebahagiaan dengan membantu ibu muda itu.

“Kau pulang kemana Marsinah?”tanya sigembong arisan.

“Entahlah,”

“Kapan-kapan nanti aku boleh menjengukmu , Mariyam ? Kalau aku keluar nanti, tentu bayi ini sudah besar, sudah sekolah,” kata dokter yang harus meringkuk dibangunan itu bertahun-tahun lagi.

Marsiyam hanya tersenyum. Tidak memedulikan penyebutan namanya yang selalu keliru itu. Ditatapya bayi yang digendongnya dan untuk pertama kalinya ia menyadari bahwa wajahnya mirip lelaki muda yang dulu suka membetulkan atap bocor dan kabel listrik yang korselet dirumahnya. Perempuan itu menyimpan saja perasaannya, yang ia sendiri tidak tahu apa. Selama dalam masa hukuman , ia memang pernah beberapa kali bermimpi meminta maaf lantaran telah menyebabkannya masuk penjara. Ia selalu merasa bahagia setiap kali pemuda itu muncul dalam mimpinya. Sejak semula ia tahu bahwa suaminya-lah yang mandul, tetapi ia tidak pernah mengatakan itu karena pasti akan menyinggung perasaan dan menyebabkan guru itu semakin tidak masuk akal tuduhan dan tindakannya.

Ia menoleh untuk terakhir kalinya kepada rekan-rekannya ketika diiringkan oleh beberapa sipir keluar dari bangunan itu.

* * *

“Kau mau pulang kemana, Marsiyam?”tanya salah seorang sipir. Ia kaget mendengar namanya disebut dengan benar untuk pertamakalinya sejak dua tahun yang lalu.

“Pulang,”

“Kemana?”

“Kerumah,”

“Kerumah siapa?”

“Rumah suamiku. Ia pasti senang aku bisa mendapatkan anak. Ini anaknya. Aku yakin ia akan menerima kami. Ini anaknya.”

* * *

Senin, 08 Februari 2010

Sang Pemenang



Aku tersmasuk seorang gila bola, tapi senang dengan sepakbola khususnya Serie-A Liga Italia. Untuk Premiership Inggris sih biasanya yang aku belain tonton ketika Pertandingan bigmatch antara Liverpool, Arsenal, MU, Chelsea, Tottenham dan Everton aja. Begitupun dengan La Liga jika bentrok terjadi antara Real Madrid, Barcelona, Valencia, Depotrtivo la Coruna dan Sevilla.

Klub kesayanganku adalah Inter Milan. Bukan karena seringnya mereka juara Serie-A belakangan ini, tapi sejak aku kecil dan 'imut-imut' ( hehe... narsis dikit mode; on ).

====

Pada paruh musim pertama musim ini, aku lihat AC Milan sepertinya selalu sulit bangkit setiap setelah kalah dari Inter. Senang?? ya... tapi persaingan jadi kurang. Walaupun Juventus ketika itu tampak serius membuntuti tapi Milan tetap pesaing yang bisa diandalkan untuk merebut Scudetto. Tapi hasilnya mereka benar2 hancur untuk beberapa perandingan berikutnya setelah di ganyang Inter.

Sekarang... di paruh kedua musim, Milan sepertinya mengalami hal yang sama... dua pertandingan terakhir mereka hanya meraih hasil imbang, tadi mereka diimbangi Bologna dengan skor kaca mata alias 0-0. Walaupun tidak kalah dan rontok seperti di paruh pertama tapi tetap saja mereka melambat sementara Inter baru saja menang meyakinkan 3-0 lawan Cagliari.

Senang? Pasti!!

====

Aku suka dengan kemenangan... aku suka menjadi yang terbaik dan aku suka jika menjadi juara... Tapi lebih dari itu...

Entah mengapa, aku sebenarnya lebih menghargai individu dan mereka ( kelompok ) yang mampu memberikan tekanan, perlawanan sengit atau menyaingi para juara/para pemenang. Sehingga tidak ada kejumawaan atau kesombongan.

Seorang pemenang memang superior tapi bukan berarti mereka yang kalah adalah pecundang atau inferior.

Saya tidak suka sesuatu yang absolut dan totalitarian.

Contohnya kenapa saya begitu respek terhadap Arsenal di Inggris walaupun saya penggemar Liverpool adalah ketika mereka sering merusak kedigdayaan Manchester United yang sepertinya tidak ada tandingan ketika itu. ( sayang minggu kemarin mereka kalah dari setan merah dan tadi juga kalah 2-0 dari Chelsea itu hehe..)

Atau

Ketika Valencia dan Super Depor berhasil mematahkan tradisi juara Barca dan Real Madrid di Spanyol, Ketika Borussia Dortmund membuat Bayern Muenchen ( Munich ) - Jerman - kehilangan gelar dan Bang Soo Hyun yang sering membuat repot Susi Susanti

Begitupun <>> saya begitu menghormati Megawati Soekarnoputri, dan kagum pada beliau karena hanya beliaulah yang sebenarnya mampu menandingi kepopuleran SiBeYe hingga saat ini. Mega juga adalah orang yang paling disegani oleh presiden itu di dunia politik saat ini. Untunglah bagi SiBeYe, karena Mega tidak ikut2an menggoyang dia saat ini dengan kasusnya yang banyak menguras uang negara itu. Dapat dibayangkan kalau sampai Mega Bicara dan mengkritik seperti menjelang dan saat kampanye pemilu lalu... SiBeYe pasti blingsatan dan makin ketar ketir.

Atau...<>> seperti ketika Raja Airlangga yang begitu berkuasa mampu disaingi oleh seorang wanita juga bernama Ratu Calon Arang yang menolak tunduk pada hegemoni sang Raja.


dan Inter...

Aku ingat ketika mereka gagal dan gagal lagi menjadi scudetto dari tahun ke tahun sejak saya jatuh hati ke klub itu saat SD hingga awal saya masuk kuliah... tapi mereka mampu menyaingi kepopuleran Juventus dan AC Milan yang menjadi favorit seluruh penggemar Serie-A.

Yang membanggakan adalah Pertandingan yang dimainkan Inter baik Kandang maupun Tandang selalu menjadi yang terpadat disaksikan supporter di Italia dan Eropa, klub apapun lawannya.

==+==

Pemenang Tidak selalu yang terbaik, sebab yang terbaik adalah mereka yang mampu mengalahkan pemenang.

I love to be number one... tapi sebenarnya seorang pesaing juga harus dihormati sama seperti sang pemenang. Lebih dari itu aku lebih menyukai mereka yang bisa menghargai DIRI SENDIRI ( tp bukan yg narsis lho...).

-ASA-

Senin, 01 Februari 2010

Kisah Empat Istriku...







Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai empat orang isteri. Dia mencintai isteri yang keempat dan memberikan harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, isteri keempat adalah yang tercantik di antara kesemua isterinya. Maka, tidak hairan lelaki ini sering memberikan yang terbaik untuk isteri keempatnya itu.Pedagang itu juga mencintai isterinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan isterinya ini, dan sering berusaha untuk memperkenalkan isteri ketiganya ini kepada semua temannya. Namun dia juga selalu bimbang kalau-kalau isterinya ini akan lari dengan lelaki yang lain.

Begitu juga dengan isterinya yang kedua. Dia juga sangat menyukainya. Dia adalah seorang isteri yang sabar dan penuh pengertian. Bila-bila masa pun apabila pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pandangan isterinya yang kedua ini. dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya melalui masa-masa yang sulit.

Sama halnya dengan isterinya yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia sering membawa kebaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dialah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha si suami. Akan tetapi si pedangang tidak begitu mencintainya. Walaupun isteri pertamanya ini begitu sayang kepadanya namun, pedagang ini tidak begitu memperdulikannya.

Suatu ketika, si pedagang sakit. Kemudian dia menyedari mungkin masa untuknya hidup tinggal tidak lama lagi. Dia mula merenungi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati, “Saat ini, aku punya empat orang isteri. Namun, apabila aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri.”

Lalu dia meminta semua isterinya datang dan kemudian mulai bertanya pada isteri keempatnya, “Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah sekarang, aku akan mati, mahukah kau mendampingiku dan menemaniku?”

Isteri keempatnya terdiam. “Tentu ! saja tidak!” jawab isterinya yang keempat, dan pergi begitu sahaja tanpa berkata-kata lagi. Jawapan itu sangat menyakitkan hati seakan-akan ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya.




Pedagang yang sedih itu lalu bertanya kepada isteri ketiganya, “Aku pun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Mahukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?”.

Isteri ketiganya menjawab, “Hidup begitu indah di sini. Aku akan menikah lagi jika kau mati”.

Pedagang begitu terpukul dengan jawapan isteri ketiganya itu.

Lalu, dia bertanya kepada isteri keduanya, “Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mahu membantuku. Kini, aku perlu sekali pertolonganmu. Kalau aku mati, mahukah kau ikut dan mendampingiku? ”

Si isteri kedua menjawab perlahan, “Maafkan aku…aku tak mampu menolongmu kali ini. Aku hanya boleh menghantarmu ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu.”

Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Si pedagang kini berasa putus asa.

Tiba-tiba terdengar satu suara, “Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut ke manapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu.” Si pedagang lalu menoleh ke arah suara itu dan mendapati isteri pertamanya yang berkata begitu. Isteri pertamanya tampak begitu kurus.

Badannya seperti orang yang kelaparan. Berasa menyesal, si pedagang Lalu berguman, “Kalau saja aku mampu melayanimu lebih baik pada saat aku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini isteriku.”




Teman, sesungguhnya kita punya empat orang isteri dalam hidup ini;

ISTERI KEEMPAT adalah tubuh kita. Seberapa banyak waktu dan belanja Yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera apabila kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadapNYA.

ISTERI KETIGA adalah status sosial dan kekayaan kita. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada! yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya.

ISTERI KEDUA pula adalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan mampu bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburla mereka akan menemani kita.

DAN SESUNGGUHNYA ISTERI PERTAMA adalah jiwa dan amal kita. Mungkin kita sering mengabaikan dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan pribadi.

Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong kita diakhirat kelak.

Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal kemudian hari!.

Semoga Bermanfaat!!!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More