Bibi Bertangan Satu

Anak semata wayangnya benci dia. Dia tampak seolah sangat memalukan. Dia memunguti bulir padi dan buah sawit yang rontok untuk mempertahankan kehidupan mereka.

Pembunuhan Lanza

Amerika menjabat tangan anda dengan hangat tapi menyembunyikan belati dibalik punggung mereka..

Secangkir cokelat

entah, tapi ada sedih yang tersisa ... ada rasa yang tertinggal ... di ujung jari, ujung lidah, dan pelupuk mata ... entah, ada sebersit wajah, dan ubin-ubiin putih

Asal mula Danau Toba ( Legenda )

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kesendirian dalam merenung

Bening dan lembut Meliuk indah seolah bayangan Putri sungai dengan mata air kecilnya Cantik… bak teratai bermahkota mawar

Kamis, 31 Januari 2013

Televisi Faktor Terbesar Terjadinya Seks Usia Dini


Terlalu banyak menonton televisi, rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri, tingginya tingkat kekecewaan dan buruknya hubungan keluarga dapat menjadi rumus yang meningkatkan perilaku seks dini di kalangan remaja, demikian hasil suatu studi baru. 

"Jika Anda mengumpulkan semua faktor tersebut, Anda dapat memperoleh perkiraan yang lebih kuat mengenai siapa yang melakukan hubungan seks dan siapa yang tidak," kata Dr. Janet Hyde dari University of Wisconsin, yang memimpin tim penelitian tersebut.



"Satu hal saja barangkali takkan menghasilkan itu, tapi dengan berlalunya waktu Anda akan memperoleh dua atau tiga faktor resiko, keadaan mulai merosot," katanya.



Hyde dan timnya mempelajari 273 remaja yang berusia antara 13 dan 15 tahun. Sebanyak 15 persen dari mereka telah melakukan hubungan seks dini.


"Anak-anak yang melakukan perbuatan seks dini sangat tak mungkin untuk menggunakan pelindung sehingga menambah besar resiko kehamilan di kalangan remaja dan menderita penyakit yang menular melalui hubungan seks," kata Hyde.


Salah satu faktor terbesar bagi hubungan seks dini oleh remaja adalah menonton televisi, sebagian karena program televisi menggambarkan tingkat seksualitas yang lebih tinggi buat remaja dan orang dewasa dibandingkan dengan yang ada dalam kenyataan, kata para peneliti itu.


"Banyak ahli komunikasi mengatakan bahwa sewaktu kita menonton banyak bahan seperti itu, kita dibuat percaya bahwa itu nyata. Dalam kasus ini, anak-anak yang banyak menonton TV percaya bahwa semua anak sebenarnya melakukan hubungan seks, sehingga mereka akan melakukannya juga atau mereka akan merasa terasing," kata Hyde, yang melaporkan temuan timnya di dalam Journal of Youth and Adolescence.

TV juga seringkali tak menggambarkan konsekuensi negatif hubungan seks, seperti kehamilan yang tak dikehendaki atau penyakit yang menular melalui hubungan seks, katanya. Tetapi itu bukan satu-satunya faktor resiko bagi remaja untuk memulai hubungan seks sebelum berusia 15 tahun.

Anak perempuan yang telah melakukan hubungan seks secara dini memiliki penghargaan diri yang lebih rendah, hubungan yang buruk dengan orang-tua mereka, hidup bersama ibu tunggal atau orang-tua tiri, memperlihatkan tanda gangguan hiperaktif kekurangan-perhatian (ADHD), tak berprestasi di sekolah, dan lebih banyak menonton televisi.

Anak laki-laki yang melakukan hubungan seks dini lebih lauh melewati masa puber, memiliki penghargaan diri yang rendah, memperlihatkan tanda ADHD dan gangguan pembangkangan-penentangan (ODD), memiliki hubungan buruk dengan orang-tua mereka dan juga lebih banyak menonton televisi dibandingkan anak laki-laki lain.

Para peneliti tersebut menyarankan agar semua faktor resiko mengenai seks dini oleh remaja ditangani dan orang-tua ikut dalam proses itu, selain guru dan pembimbing. Mereka juga menyerukan dilancarkannya program pendidikan seks menyeluruh sehingga remaja dapat melindungi diri mereka jika mereka melakukan hubungan seks.

"Jika kita memiliki pendidikan seks yang menyeluruh sehingga anak-anak benar-benar dapat memiliki pilihan yang mereka ketahui dan melindungi diri mereka, itu adalah strategi yang jauh lebih baik," kata Hyde.

Pahlawan Tua


Pahlawanku sudah sangat tua, bukan lagi seperti yang dulu.
Aku tak mengerti, tentang tubuh dan bahan baku…
Yang aku tahu hanya selembar kulit terhalang baju, dan tulang belulang kaku
Yang mengguncang Sekutu, mengejar peluru, seraya menyerbu…

Sekarang beliau hanya mampu berkisah tentang sesuatu
Berulang dan mungkin yang dengan lelah dan bosan kau dengar, bersabarlah…
Jangan lalu menyela dan memutus cerita itu
Karena itu tentang masa lalu, yang ketika itu tak ada waktu
Sebab berada diantara desingan peluru

Seribu kali sudah kudengar cerita pahlawanku
Bukan untuk aku terbuai dalam lelapnya tidur
Derap langkah serdadu seirama lindu
Menghadang musuh memukul mundur

Sekali ini,

Ketika beliau memerlukanku untuk memandu,
Tubuh renta yang tak sanggup menumpu semangat masa lalu

Ia berkata “jangan marah padaku”
“Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu
datang padaku?


Dan aku berharap padamu, cucu - cucu kecilku
Jangan hardik aku…
Ketika aku tidak kuasa menahan air kencingku yang basahi celanaku
Karena tubuh rentaku tidak cukup jauh membawaku menuju ke kamar mandi,

Ingatlah dulu,

Juga seperti aku selalu mencucikan selimut dan menjemur tempat tidurmu yang sering engkau basahi dengan ompolanmu..

Sejaman ini ketika pahlawanku tak paham sedikitpun tentang dunia dan teknologi baru,

Janganlah menghambatmu

Terpikirkan olehku, bagaimana dahulu beliau berhadapan dengan meriam sekutu
Hanya dengan sebilah bambu..

Pahlawanku,
Berjalanlah dengan uluruan tanganku yang selalu ada untuk membantu

Memapahmu.
Seperti kau memapah teman seperjuanganmu saat kau bermandi darah para sahabatmu

Sebenarnya bagiku,
Apa yang diperjuangkan tidaklah penting,
Apa yang coba kalian rebut tidaklah masuk akal,
Apa yang kalian raih tidaklah luar biasa
Sebab keberadaan pahlawanku,

Saat ini,
Ceritakan peristiwa antar waktu, yang membuatku seakan hidup di dua masa

Itulah yang luar biasa
Kau pahlawanku
Sudah menua, tapi janganlah berduka.

Terima kasih sudah membuatku belajar menjalani kehidupan.
Waktumu memberi sudah berlalu
Jalanilah sisa waktumu
Sekarang serahkanlah padaku,
Pada kami tunas mudamu
Akan kami beri dikau cinta dan kesabaran,
Senyum tulus, dan rasa syukur

Memelihara sejarah yang kalian gariskan,

Sejarah pahlawanku
Sejarah Indonesia

=======

oh her eyes, her eyes;
make the stars look like they're not shining.
her hair, her hair;
falls perfectly without her trying.

she's so beautiful;
and i tell her every day.

yeah; i know, i know,
when i compliment her
she won't believe me.
and it's so, it's so
sad to think that she don't see what i see.

but every time she asks me "do i look okay?",
i say:

when i see your face,
there's not a thing that i would change.
cause you're amazing,
just the way you are.
and when you smile,
the whole world stops and stares for a while.
'cause girl you're amazing,
just the way you are.

yeah, her lips, her lips;
i could kiss them all day if she'd let me.
her laugh, her laugh;
she hates but i think it's so sexy.
she's so beautiful,
and i tell her every day.

oh you know, you know, you know
i never ask you to change.
if perfect's what you're searching for
then just stay the same.

so, don't even bother asking
if you look okay;
you know i say:

when i see your face,
there's not a thing that i would change.
'cause you're amazing,
just the way you are.
and when you smile,
the whole world stops and stares for a while.
cause girl you're amazing,
just the way you are.

the way you are.
the way you are.
girl you're amazing,
just the way you are.

when i see your face,
there's not a thing that i would change.
'cause you're amazing,
just the way you are.
and when you smile,
the whole world stops and stares for a while.
'cause girl you're amazing,
just the way you are.

yea-eah.

Sabtu, 26 Januari 2013

Pacaran Pertama Si Tomboy



Kendang telingaku terasa hampir pecah. Di ujung telpon sana teman ku teriak teriak: “Gue mesti bilang apa Die?…please… kasih input, gue ga bisa mikir nih!”

Ada cowok  baru ‘nembak’ dia, dan lagi nunggu keputusannya.

Aku: “Terserah loe aja dah, kan elo yang tahu isi daleman loe?!” **Secara urusan cinta gue juga lagi ribet hikss…:(

Temanku: “Tapi gue nggak yakin banget, apa gue benar-benar cinta dia ato nggak?”

Aku: “Woii orang sinting… itu sih soal gampang, apa yang loe rasa waktu ketemu dia?
kalau hati loe yang ngembang… yah.., berarti loe cinta dia, tapi kalo yang ngembang itu lobang hidung- loe… ya loe pikirin lagi aja deh”

Temanku: “Kambing loe, gue lagi serius nih!”

Aku: “Lha gue berius-rius neng, kata orang, orang yang lagi jatuh cinta itu berkurang nalarnye, jadi rada bego… nah elo kan udah jadi bego beneran? itu tandanya elo cinta dong sama die..ya udah, terima aja. Betewe… Kapan traktirannya nih?”

+++==>SerrrrRRR! !!!! Perutku serasa di siram air es dari Himalaya. Walaupun ga tau Himalaya itu ada di negeri mana…<===+++

Aku: “Udah ah.. jangan tunda-tunda, langsung trima aje dan mulai ucapkan ‘’sayang!?!?!!””

Temanku: “Die…ntar elo tolong kasih masukan lagi ya… soalnya ini pacaran gue yang pertama”

Aku: “Rempong deh loe, mau pacaran aja ngerepotin orang. Memangnya gue konsultan cinta? Dasar norak.

Baidewei, pacaran itu ibarat sekolah bro eh.. neng…loe kudu siap buat terima pelajaran, buat Pe-eR, trus juga ada ujiannya.” sok ngajarin juga akhirnya hehe…

Temanku: “Maksudnya gimana tuh?” kayaknya udah pilon neh orang :P

Untung dia kagak liat muka  gue yang sudah warna warni, pucat bening bagai rembulan kesiangan ( haha.. lebay mode on ). Sudah kurang tidur, lelah, memelas……mengkerut lagi. Salah satu keuntungan bicara via telpon.

Aku: “Yang beneran bisa ngajarin elo….ya cowok loe itu nantinya. Loe minta dia aja deh yang ngajarin gimana  caranya berpacaran” Tenggorokanku kering.

Temanku: “Oke deh pren.. gue terima aja deh kalo gitu ya?! tengkyu berat neh. Elo emang sobat gue yang de best ever dah haha… tunggu kabar berikutnya ye..” suaranya terdengar riang gembira ringan melayang.

***
 
What have my done?

Bukankah dia orang yang ku impikan selama ini? bukankah aku yang seharusnya miliki dia? tapi…
harusnya aku senang dengan kebahagiannya sekarang, senang dia sudah mulai pacaran, senang dia sudah menemukan seseorang yang menarik perhatiannya.

Ada ketidak-relaan di hatiku. Sesuatu yang menyentil komitmenku untuk tidak merusak persahabatan kita.
Hmmmph… aku adalah sejatinya pengkhianat kalau sampai menghalangi orang lain  mendekatinya sementara aku hanya “dekat” dengannya tanpa berani “mendekatinya” lebih dekat lagi.

***

Tiga hari kemudian….
Aku diajak ke kelab di dekat KOTA TUA.

Aku: ” Hei.. kemana si do’i?!”

Temanku: “Gue mau ajak elo aja deh… gw takut salah tingkah kalo jalan bareng dia. Sekalian ntar gue traktir elo habis ini….elo memang benar benar professor cinta.”

Aku: “Beuhh… bikin cemburu orang aja loe… ehh ……wait… wait.. gue tebak, finally si tomboy menemukan cintanya….cihuii!!…pantas aja makin segar malam ini”

Temanku: “Serius Die… waktu gue bilang iya ke dia, rasa di hati gue jadi plong dan damaiiiiiii… banget…. memang gue cinta dia… tapi gue pegang dada gue, hati gue kog nggak mengembang seperti yang elo bilang ya?”

Aku: “Waduh…berarti lobang idung loe yang mengembang?”

Temanku: “Dasarr kambing….elo tuh ngomong mengembang melulu….btw, nasihat elo benar benar
ampuh. Waktu gue bilang, gue baru pertama kali pacaran dan minta dia ngajari gue gimana mencintai dan pacaran…dia bilang,” ‘kamu adalah makhluk idaman yang saya nantikan selama ini’”..karena kebanyakan yang dia temui selalu dengan banyak tuntutan. Intinya…..”

Aku: “ Oke Oke Okey…I see and I can feel it……simpan semua cerita indah itu buat loe berdua… sekarang let’s celebrate” Kupingku terasa panas lebih dari waktu denger ditelpon tempo hari. Giliran gue yang ga’ plong damaiiiii…. Untungnya ga ada siraman es Himalaya kali ini.

Temanku: “Gue juga ceritain ke dia kalau gue punya teman kayak elo, dan gue bilang kalo elo tuh sama dewasanya kayak dia…dan katanya dia mau ketemu elo!”
Gue: “No no no way!….you know, I am nobody right now, please don’t expect that.

——————
Malam itu dia terus aja ngalor ngidul soal  pacar barunya…ah biarin deh.. memang orang lagi bahagia begitu itu tuhh. Saking hebohnya cerita, dia sampai nggak sadar kalau aku sedang menulis sesuatu di lembar kecil dan memberikannya ke DiJe yang bentar lagi tampil.

Nggak lama kemudian panggung mengumumkan request lagu yang kutulis tadi dan temanku tidak bisa menghindar untuk tidak naik pentas. Ha…ha…Dia harus nyanyi!!! Sesaat kemudian…heboh besar di dalam ‘hall’ yang padat itu. Dia kebingungan… Nggak siap dan nggak tahu harus menyanyikan lagu apa.
Aku tidak tega juga melihatnya gugup dan panik seperti itu. Biasanya dia sangat menguasai panggung kalau itu ada di kampus.

========>>>
You’re in my arms and all the world is gone
The music playing on, for only two
So close together
And when I’m with you
So close to feeling alive


A life goes by
Romantic dreams must die
So I bid mine goodbye
And never knew


So close was waiting
Waiting here with you
And now forever i know
All that i want is to hold you so close


So close
To reaching that famous happy ending
Almost believing
This one’s not pretending
Now you’re beside me and look how far we’ve come


So far … we are so close…
How could i faith the fairy tales
If I should lose you now?


We’re so close
To reaching that famous happy ending
Almost believing
This one’s not pretend

If gone our dreaming.. Gone without we are..
So close we are
So close…



So close and still so far
========>>>

Akulah yang menyanyi… mendekat ke dia. Seolah menghibur  dan menenangkan floor. Padahal semua kata dalam sya’ir lagu itu kutujukan untuknya.
Temanku jadi pendiam semenjak kejadian request lagu  itu hingga kami pulang dia hanya bicara sedikit dan seadanya…
Aku minta maaf karena sudah mengerjainya secara keterlaluan. Tapi aku tidak bermaksud mempermalukannya.

Dalam hati, aku merasa nggak adil karena masih menutupi jati diriku teramat rapat ke dia. Kami kenal sudah bertahun tahun. Namun jarang ketemuan akhir -akhir ini. Dia anggap aku seperti teman baik yang paling terbaik, dan aku hanya merasa semua beban hilang seketika kalau dia ada didekat ku.

Dia nggak tahu aku lebih jauh. Tapi, biarlah untuk saat ini dia tetap mengenal seorang Adie hanya sebagai Adie yang dia kenal. Bukan seorang yang selalu tersiram air es Himalaya setiap kali dia cerita tentang cowok pacar pertamanya itu.

Bagianku lebih terima gelar ‘pengecut cinta’ daripada menjadi ‘pengkhianat persahabatan’.

============

Hari baru, aku coba menata ulang semua bunga pikiran, hati dan jiwaku hanya untuk ’seorang yang teristimewa’ nun jauh disana. ( gaya Cherrybelle dot kom :))
 
   
(Published in Kompasiana.com)

*Lyrics: OST Enchanted (Jon Mclaughlin)

Aku Yang Terbuang

Aku mengira rasamu setinggi awan yg menggantung diatas sana.
Aku berpikir dalamnya inginmu bersamaku seluas samudra

Ternyata hanya sebegitu saja,
Tak lebih tinggi darr cipratan air dipermukaan yang tenang
Tidak lebih dalam dari gerusan air dibibir pantai

Aku hanya bisa tersenyum getir
Mencoba bercermin dikegelapan
Dan yang kudapatkan hanya … Sebegitu saja.

Jalan ini terlalu panjang
Lelah rasanya tapaki selangkah demi selangkah
Tapi aku tetap mencoba bertahan karena kamu
Karena aku harus tetap melangkah

Hari ini teramat panjang
Akan berat lewati tanpa kamu

Tapi sudahlah, sebab aku ini hanya seorang terbuang.
=======

Tentang Cinta… itulah yang selalu berada di urutan teratas dalam setiap pembicaraan, uneg2 dan sumber inspirasi tak terbatas, bahkan isi wall terpaporit di eFBi. Sehingga rasanya dimanapun aku berada, semua orang berbicara tentang cinta.

A, D, F ( inisial – red ) hingga hari ini kita jarang ngobrol lagi, banyak hal yang kita ingin perbincangkan, dan semakin banyak hal pula yang aku perlu dan harus ketahui tentang kalian dan bagaimana aku harus bersikap dalam hubungan kita. A, D, F, kita sepakat
bahwa ada banyak perbedaan diantara kita, dan rasanya akan kehabisan waktu untuk menghitungnya (well, agak-agak lebay sedikit tidak apa-apa kan?) Karna mungkin justru perbedaan-perbedaan itu tidak membuat kita semakin jauh, namun justru malah lebih mendekatkan kita, bahkan jarak yang memisahkan kita pun rasanya menjadi tidak berarti (itu yang aku rasakan B, dan aku berharap kaupun juga merasakan hal yang sama).

Cinta adalah pengorbanan, cinta adalah bagaimana cara kita mencintai seseorang dengan cara yang tepat, cinta adalah saling memahami satu sama lain, cinta adalah bla, bla, bla.

Banyak orang mendefinisikan mengenai arti cinta, dan setiap orang memiliki definisinya sendiri…
Mengenai cinta aku tak berniat untuk menambah daftar panjang definisi cinta disini. Aku bukan seorang yang romantis kali ya,,, dan aku tak pula berharap kau berubah menjadi seorang yang romantis dan puitis, jujur aku malah akan merasa aneh dan akan tertawa terbahak-bahak kalau kau bersikap demikian. Aku menyukaimu apa adanya, jadwal kamu yang padat, susahnya kita mencari waktu untuk ngobrol bersama, obrolan-obrolan "normal" kita yang sering kali penuh basa-basi.
Hal-hal sederhana itu, sangat berarti untukku.

Suatu saat kau pernah bertanya, apakah perasaan itu tumbuh? Dan waktu itu, aku tidak bisa menjawabnya, namun sang waktu lah yang akhirnya menjawabnya, yes indeed, it grows, deeper and deeper in me. Walaupun dengan segala keterbatasan (atau apapun itu namanya, termasuk juga yang kita bicarakan hari ini) yang kita miliki.

A, D, F... sengaja aku memposting tulisan ini, sebagai sebuah kejutan untuk kalian. Have a lovely everyday, selamat menikmati acaranya, hubungi aku kalau sudah selesai membaca ya… :)

Senin, 21 Januari 2013

Akankan Indonesia seperti Yugoslavia?

Kita tidak sedang  bicara menuju neraka jahanam, tapi tidak menyangkal kiamat ala Indonesia. Entah berapa tahun lagi, negeri besar ini akan tercatat dalam sejarah dunia sebagai “yang pernah ada”.
Tapi satu hal yang pasti, kita sedang merintis jalan besar nan lurus tanpa rintangan untuk mengulangi sejarah kegagalan Nusantara ala Sriwijaya dan Majapahit.

Kita sedang berusaha menyamai pencapaian Yugoslavia…

Beberapa tanda ke arah sana terlihat jelas, mulai dari mitos pemimpin harus memiliki nama berakhiran “O”, yang menurut penulis “bisa jadi” sebuah nama belakang “BEGO”, hingga bukti nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya:
1. Hampir semua dari elemen masyarakat, alias rakyat, tidak puas dengan pemerintahan yang sedang berkuasa. Walaupun itu juga karena kita mau memberi suara dengan imbalan 20ribu rupiah saat pemilihan.
Masyarakat Papua, diberi beberapa lembar seng dan papan untuk memilih calon tertentu, dan itu mereka rasakan akibatnya saat ini. Mereka seperti ditinggalkan, diabaikan bahkan jadi bahan untuk menangguk untung dari menguras APBD Otsus oleh pejabat lokal, untuk memperkaya diri.

Apakah masyarakat Papua bodoh?
Tidak juga…

Kepolosan mereka  yang butuh seng untuk bernaung dari hujan karena atap bocor menjadikan mereka menerima. Sebab Seng dan papan adalah salah satu barang mewah - selain bensin - di pegunungan sana.
Kemudian mereka mengeluh karena baru sadar telah dibohongi.  Mereka merasa punya tambang emas tapi pasta gigi tak mampu mereka beli untuk membedakan mana kuning emas dan mana kuningnya gigi disiang hari.
 
Lalu mereka sudah punya alasan untuk minta merdeka.
—–

2. Masyarakat disuguhi pertunjukan uang negara yang dihambur-hamburkan. Membahas UUD desa, para anggota dewan belajar dan studi banding ke luar negeri, sementara desa ada di banyak dinegeri ini, bahkan tak jauh dari Ibukota yang mahal itu. Pemerintah tidak punya solusi untuk hal-hal yang paling ringan sekalipun.
Masyarakat punya alasan mengutuk pemimpinnya, dan itu berarti  para pemimpin adalah laknat. Bermewah-mewah dengan uang penggelembungan biaya perjalanan dinas, korupsi dengan sadar.
 
Lalu mereka punya alasan tak butuh Pemerintah..
—–

3. Budaya dan warisan mereka dikagumi bangsa - bangsa lain, hingga sebuah baik dalam lirik lagu nasional mengabadikannya ” Sejak dulu kala, selalu dipuja-puja bangsa”.
Lembaga besar bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia, tak mampu mengenali negerinya melalui budaya, dan warisan kearifan lokalnya. Negara lain ingin memilikinya, dan pemerintahan negeri besar ini sibuk dengan gelar ekonomi G20 yang tak terasa apa manfaatnya.

Lalu masyarakat berdasarkan suku dan budaya yang melegenda dimasa lampau punya alasan “Marilah kita mengurusi negeri kita masing-masing” dengan kata lain “Kenapa kita mau diurusi orang asing yang mengaku sebangsa dan setanah air, sementara kita bisa merdeka?”

Itu karena Pemerintah yang berkuasa dengan 20ribu rupiah per-orang sibuk melabeli diri mereka agar tercatat dalam sejarah besar Nusantara, tapi lupa memberi makna utuh pada kekayaan budaya dan warisan leluhur setiap suku yang mendiami negeri ini.

===============

Majapahit hilang ditelan bumi, buka karena Gunung Merapi atau Dieng yang meletus, tapi karena Raja dan Ratu yang tak mampu memberi makan rakyat Jelata…

Sriwijaya takkan lenyap hanya karena sungai Musi yang meluap, tapi  karena mereka membangun kerajaan dengan cara gagah berani tapi berdiri diatas pasir sosial kemasyarakatan yang duniawi.

Yugoslavia tercerai berai karena tidak ada kesepahaman soal  menyandingkan Agama, Etnis budaya, dan semua ingin jadi nomor satu di istana kenegaraan.

Indonesia saat ini sedang berada dalam tahap yang sama, perjalanan yang sama, menapaki titian  yang sama,

Membenci agama lain,
mengharamkan rumah ibadah agama lain,
melupakan warisan budaya sendiri,
pemimpin yang tidak tahu cara memimpin,
membanggakan kekayaan yang dikuasai asing,
membunuh rakyat yang lemah,
keamanan yang tidak terjamin,
main hakim sendiri karena tidak adanya hukum yang dapat dipercaya,

Apalagi yang kita punya selain kemalasan dan kemunduran? Kita sebagai sebuah Negara tidak pernah benar-benar melangkah maju, sebab kemajuan hanya ilusi yang membuai rakyat. Tapi kegelisahan tidak bisa sirna…

Maka bersiaplah, bumi kita akan punya 33 negara baru, bahkan lebih…
Bagi anda yang saat ini tidak bisa jadi presiden atau menteri, sebentar lagi akan ada lowongan besar untuk itu…

Anda hanya perlu 1 syarat… Pencitraan diri yang baik. Tidak perlu khawatir soal akhiran nama “O” sebab sudah berakhir dengan “SoeBEGO” dan Lupakan INDONESIA!

Sabtu, 05 Januari 2013

Bibi Bertangan Satu


Bibi hanya memiliki satu tangan. Anak semata wayangnya benci dia. Dia tampak seolah sangat memalukan. Dia memunguti bulir padi dan buah sawit yang rontok untuk mempertahankan kehidupan mereka.
Ada satu hari ketika di sekolah menegah pertama di mana bibi datang untuk mengambil buku rapor. Sepupuku sangat malu.

Bagaimana dia bisa melakukan ini pada anaknya? Sepupuku mengabaikannya, melemparkan tatapan penuh kebencian dan berlari keluar.
Keesokan harinya di sekolah salah satu teman sekelasnya berkata, “Ihhh, ibumu hanya punya satu tangan!”. Sepupuku berdalih, “Itu nenek saya…”

Sepupuku tampak ingin mengubur diri. Seolah juga ingin bibi menghilang begitu saja. Sepupuku mengatakannya terus terang padanya setelah sampai di rumah, “Jika kau hanya akan membuatku jadi bahan tertawaan, kenapa kau tidak mati saja?”

Bibi tidak menanggapi … Aku bahkan tidak berhenti untuk berpikir sejenak tentang apa yang sepupuku katakan, termasuk teriakannya yang penuh kemarahan. Sepupuku tidak menyadari perasaan ibunya.
Sepupuku keluar dari rumah itu, tidak berhubungan dengan bibi. Jadi dia belajar keras, sangat keras untuk mendapat kesempatan pergi ke kota untuk belajar dan bekerja.

Lalu, sepupuku menikah. Membeli rumahnya sendiri. Kemudian punya anak-anak sendiri. Serasa senang dengan hidupnya, anak-anaknya, dan kenyamanan yang ia dambakan. Hingga suatu hari, bibi saya datang untuk mengunjungi anaknya itu. Dia sudah lama sekali tidak melihat sepupuku itu, berbilang tahun dan ia bahkan tidak pernah tahu atau bertemu cucu-cucunya.

Ketika bibi berdiri di depan pintu, anak-anak sepupuku tertawa padanya, dan sepupuku berteriak padanya karena datang tanpa diundang. “Berani-beraninya kamu datang ke rumah saya dan menakut-nakuti anak-anakku!”…” KELUAR DARI SINI! SEKARANG! “

Dan untuk ini, Bibi hanya menjawab, “Oh, maaf, aku tidak bermaksud…. Aku mungkin mendatangi alamat yang salah,” dan dia menghilang segera dari pandangan mereka.
Suatu hari lainnya, ada undangan reuni sekolah datang ke rumahku untuk sepupuku itu.

Sepertinya sepupuku berbohong pada istrinya bahwa dia akan betugas keluar kota. Setelah reuni, diam diam sepupuku pergi ke gubuk tua ibunya hanya karena penasaran.
Para tetangga kami mennyampaikan bahwa bibi sudah meninggal. Aku tidak ditempat ketika itu dan tetangga memberitahu bahwa sepupuku tidak menitikkan setetes air matapun.

Aku bertemu dengannya kemudian, di rumah kami, dan memberitahu bahwa bibi meninggal di bawah pohon kelapa sawit. Karung sawitnya penuh dan sepertinya bibi sedang beristirahat karena kelelahan. Hujan datang kemudian dan bibi kedinginan dan tak mampu untuk kembali sampai kami menemukannya.

Aku menyodorkan surat yang dia ingin aku sampaikan untuk sepupuku itu.

——-




“Anakku,

Aku selalu memikirkanmu sepanjang waktu. Aku minta maaf telah datang ke rumahmu hari itu dan membuat takut anak-anakmu.
Aku berharap kau datang suatu hari kelak dan menjengukku, tapi mungkin hari itu sudah terlalu lelah bagiku untuk sekedar menjabat tanganmu. Aku minta maaf bahwa keadaanku yang selalu membuatmu malu sepanjang masa kanak-kanakmu hingga sekarang kau telah tumbuh dewasa.
Aku bangga padamu, karena ketika itu kau selamat dari kecelakaan meskipun aku harus kehilangan tanganku dibawah roda mobil itu. Aku bangga melihatmu mampu memeluk dunia dengan tangan yang sempurna walaupun aku tidak akan pernah lagi memelukmu dengan kedua tanganku..
Peluklah dunia untukku, peluklah anak-anakmu dengan hangat, sesuatu yang tak penah kulakukan padamu dan sangat ingin kulakukan sejak saat itu hingga kini….

Salam hangat,


Ibumu. “

 = SinyalirR =  From : Kompasiana

===================
Extra: :)

Kuraba Sakumu : Pencopet.
Sayabisa Urusi : Calo.
Nikita Sukanari : Penari di tempat hiburan.
Samakami Sampepagi : Cewek penghibur di nightclub.
Takasi Kamucoba : Sales door to door.

Kosewa Rumaku : Pemilik rumah kontrakan.
Kitakasi Murasaja : Seorang pemilik toko.
Minumi Kabeh : Seorang pemabuk.
Itumu Akuraba : Orang gatal, psikopat seks.
Nanako Kasisamakita : Menerima pakaian dalam bekas.

Yukasi Kitaterima : Kasir.
Akusuka Takuti : Preman.
Mukamu Sayabedaki : Pekerja salon.
Sini Takupotongi : Tukang pangkas.
Ayodiri Satusatu : Pemimpin upacara baris-berbaris.

Takada Gaji : Pengangguran.
Aigaya Sanasini : Fotomodel.
Kitabuka Kamupoto : Fotomodel p*rno.
Akubuka Kamumasuki : Penjaga pintu gerbang.
Sukabawa Sayuri : Tukang sayur.

Tyada Ruma : Gelandangan.
Yukira Kitaawasi : Pengawas Pajak.
Aisuka Susumu : Penjual pakaian dalam wanita.
Kanji Kitakasi : Tukang jual tepung.
Maunya Chiumi : Parfum tester.

Kuobati Anumu : Dokter penyakit kelamin.
Kusabuni Itunoda : Tukang cuci.
Satemura Oke : Tukang sate.
Disini Adaguchi : Penjual keramik.
Masimuda Masutipi : Artis cilik.


Jumat, 04 Januari 2013

Rotan untuk Betis Ibu



Ketika itu aku masih bayi, sekitar 3,5 tahun. Tapi usia terkadang tidak sanggup menghalangi ingatan seseorang terhadap sebuah peristiwa. Apalagi itu sesuatu yang mengerikan.

Aku ingat dengan jelas peristiwa itu, sejelas melihat layar dihadapanku ini. Sesuatu yang belum pernah kuceritakan pada siapapun dan kupendam hanya untuk mencoba melupakan. Sia-sia!

Petang/menjelang maghrib itu aku sedang berada dipunggung ibu dengan sehelai kain gendongan usang. Ibu menyisir rambutnya yang super keriting cenderung gimbal itu menghadap cermin kecil yang menggantung di dinding papan rumah kami. Ibu tentu lelah dengan pekerjaannya sebelumnya yang seharian  menjadi kuli cangkul di sawah ladang orang.

Beberapa orang di luar kampung kami pasti tidak percaya bahwa ibu bisa mencangkul selayaknya pria, ikut mobil truk untuk kerja di perkebunan terdekat, menanami sawah sendirian bahkan menuai padi dan mengangkut karung seorang diri.

Semua itu demi nafkah dan keluarga. Sementara aku hanya seorang bayi yang  masih harus menyusui. Yang tidak tahu kapan ibu berangkat ( mungkin saat aku masih tertidur di pagi buta ), dan kapan ibu pulang.
Aku tidak tahu apa yang terjadi dan belum mengerti apapun ketika itu. Tapi… aku hanya tahu dan akan selalu membekas dalam ingatanku kelak, ibu tiba -tiba dipukul di kedua  kakinya, tepat di betisnya dengan gagang sapu berbahan rotan. Pukulan yang kuat dari ayunan tangan seorang pria dewasa.

Aku terkejut dan ketakutan. Ketakutan yang menimbulkan kebencian terpendam hingga kini.
Aku ingat dengan jelas, rintihan ibu, tangis ibu dan kesakitan yang amat sangat yang tergambar nyata diwajah ibu…

Aku tidak tahu apa yang ada dipikiran bapak, hingga tega menganiaya ibu sedemikian rupa. Disaat aku berada dalam gendongan ibu, disaat aku tidak seharusnya melihat hal demikian.

Ibu sampai terduduk dan  kaca cermin di dinding pecah demi sakit yang dialami beliau.
Rintihannya yang tertahan sekuat tenaga agar tetangga tidak mendengar.

Tangisnya yang hanya tetesan air mata tanpa suara, agar tetangga tidak terganggu.
Beliau meng_aduhhh hanya rintihan tertahan ditenggorokan, atau karena sakitnya tak terperikan hingga beliau tidak sanggup bersuara?, aku belum paham.

Aku tidak bisa melupakan wajah kesakitan ibu yang tepat didepan mataku, aku tidak bisa melupakan  dendam ini. Aku masih selalu mengeluarkan air mata  hingga kini jika ingat saat itu, penderitaan ibu itu, kekejaman bapak itu.

Aku tidak bisa terima perlakuan seperti itu!!!

Seorang bayi sekalipun akan terluka hatinya dan membekas selamanya, jika kekejaman nyata dihadapannya, terutama jika itu terhadap ibunya, wanita yang menyayangi anak-anaknya. Aku berharap  tahu dan bisa menjamin kalau ibu tidak salah saat itu sebab aku tahu ibu tidak pernah mementingkan diri sendiri selain keluarga dan orang sekitarnya.

Ibu seorang yang rela berkorban demi sesamanya.
Aku benci sapu rotan dan saat menjelang hari gelap seperti waktu itu!

=======   ====  =======

Setelah aku cukup dewasa, ketika kami berada di negeri ibu, aku berusaha bertanya “Kenapa bapak berbuat dan  memperlakukan ibu demikian? Apakah ibu sering mendapat perlakuan demikian sebelumnya?”
Ibu tidak pernah memeberi alasan dengan jelas, tidak pula memberitahu apa yang terjadi sebelum aku lahir, ketika hanya kakak-kakakku yang masih menjadi buah hati mereka.

“Bapakmu tidak berbuat apa-apa, mungkin kau hanya mimpi buruk” demikian selalu kata ibu.

Tapi jika aku pulang ke negeri bapak, biasanya para tetangga di kampung sering tanpa sengaja menceritakan riwayat dan kisah tentang keluarga kami. Keluarga yang lumayan harmonis, tapi hampir selalu terjadi kekerasan didalamnya.

Bukan cerita enak saja, tapi terkadang itu sangat memilukan.

Jika kutanya lagi pada ibu tentang kebenaran cerita para tetangga, ibu akan mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan:
“Itu cara mereka supaya kau tidak memperlakukan wanita  dengan buruk”

———————–

Aku ingat, aku tahu, aku tidak akan lupa… kendati saat itu aku hanya seorang balita berumur tiga setengah tahun.
Semua itu telah menjadi bagian dari ingatanku, dendamku dan mempengaruhi perkembangan jiwaku.
Aku tidak benci bapak, aku hanya tidak suka caranya.

Aku sayang ibu, dan lakukan apapun semampuku untuk kebahagiaan beliau.
Jika ibu bilang aku tidak usah merantau dan jadi pelaut (sesuai cita-citaku), akan kulakukan…
Jika ibu ingin aku jadi insinyur pertanian (hal yang paling tidak kusukai), akan kuusahakan…
Walaupun demikian, aku tahu ibu juga ingin aku menjadi seperti yang kuinginkan… yang paling penting ibu menyayangi kami semua anak anaknya dan  aku berterima kasih untuk itu.

I know, I love you too mom!!!

From: Kompasiana

 =SinyalirR=

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More