Bibi Bertangan Satu

Anak semata wayangnya benci dia. Dia tampak seolah sangat memalukan. Dia memunguti bulir padi dan buah sawit yang rontok untuk mempertahankan kehidupan mereka.

Pembunuhan Lanza

Amerika menjabat tangan anda dengan hangat tapi menyembunyikan belati dibalik punggung mereka..

Secangkir cokelat

entah, tapi ada sedih yang tersisa ... ada rasa yang tertinggal ... di ujung jari, ujung lidah, dan pelupuk mata ... entah, ada sebersit wajah, dan ubin-ubiin putih

Asal mula Danau Toba ( Legenda )

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kesendirian dalam merenung

Bening dan lembut Meliuk indah seolah bayangan Putri sungai dengan mata air kecilnya Cantik… bak teratai bermahkota mawar

Kamis, 28 November 2013

Erupsi Sinabung Jadi Surga Photografer

Mereka yang sekarang ada di negeri kelahiran saya, Sumatera Utara, terutama yang senang dengan Photography mungkin ini saat yang tepat untuk berburu picture of the year dan bisa jadi akan menjadi sarana untuk dikenal dunia. Beberapa diantara mereka yang ada di sekitar Gunung Sinabung, baik yang amatir maupun profesional bahkan bisa jadi akan mendapat perhatian dari panitia Pulitzer di Amerika. Sayangnya, penghargaan ini hanya bagi mereka insan pers media cetak terbitan Amerika saja.

Berikut adalah beberapa Photo yang mengagumkan dari para pemburu photo asal Indonesia dan dirilis di media Online seperti Associated Press (AP), Reuters dan lain lain...

1.Muntahan abu vulkanik  Gunung Sinabung hingga 8000 M. pada 18 November 2013,  mengubah langit seketika seolah mendung diatas desa Sibintun (Karo). diposkan oleh theatlantic.com (Reuters/Roni Bintang)


===========
2. Pohon dan vegetasi ditutupi dengan abu vulkanik di distrik Karo pulau Sumatera Indonesia, pada tanggal 5 Nov' 2013, setelah letusan Gunung Sinabung.  theatlantic.com (Kharisma Tarigan/AFP/Getty Images)


==========
3. Seekor anak kucing  dengan kontras duduk di atas atap rumah yang ditutupi abu vulkanik dari letusan Gunung Sinabung di Mardinding, Sumatera Utara, pada tanggal 6 November 2013. (AP Photo / Binsar Bakkara)
========
4.Pelajar Sekolah Dasar berjalan melalui ladang yang tertutup oleh abu dari Sinabung, saat mereka kembali ke rumah di Desa Kuta Rakyat di Kabupaten Karo, pada tanggal 8 November 2013. (Reuters / Roni Bintang)



============
5. Bunga yang merekah diantara debu yang menutupi semua dedaunan, 6 Nov' 2013 lokasi Desa Mardingding /Karo/Sumut oleh theatlantic.com (AP Photo/Binsar Bakkara)


===============
6. Seekor anak anjing yang terabaikan kontras dengan pemandangan desa yang sepi ditinggal penghuninya yang mengungsi ke kota terdekat, 15 Nov' 2013. Diposkan oleh theatlantic.com ( photo: Ulet Ifansasti/Getty Images)

==========


7. Sinabung mengamuk dengan muntahan abu dan gas vulkanik seperti yang terlihat dari desa Tigapancur di Kabupaten Karo, pada 14 Nov' 2013 (Ulet Ifansasti/Getty Images)


==============




8. Kilat menyambar nyambar dipuncak gunung Sinabung dengan  panorama malam yang sedang menjelang, Suhu panas dan dingin sedang bertempur diatas sana menghadirkan energi yang menakjubkan (photo diabadikan oleh : Reuters/YT Haryono)
==========

9. Seorang Ibu menggendong anak lelakinya dengan masker ditengah jalan (ingin menyeberang ) kota Brastagi, Ibukota Karo, Diposkan oleh nationalpost.com ( Photo oleh: Ulet Ifansasti/Getty Images)
=========

10. Seorang ibu di Sigarang Garang, Karo masih mencoba mengolah tanah ladang tomatnya yang sudah fuso oleh abu vulkanik. Sepertinya ia tidak ingin dikalahkan oleh muntahjan sang Gunung. 25 Nov' 2013 Diposkan oleh nationalpost.com ( Ulet Ifansasti/Getty Images)

=============

11. Dari desa Tigapancur, Ulet Ifansasti/Getti Image mengabadikan semburan awan hitam ke udara seolah bom atom sedang menghantam permukaan gunung. Photografer berhasil menangkap dengan brillian dan membuat penikmat gambar seperti sedang berada dilokasi kejadian. Diposkan oleh nationalpost.com

=========

Demikian photo penuh cerita dan bercerita sendiri,  hasil jepretan teman teman juru foto anak negeri  yang dipakai media internasional, dari sekitar Gunung Sinabung yang sedang aktif setelah terakhir mulai membuat kejutan pada 2010 lalu. Sebelumnya gunung ini terkenal pemalu dan tidak pernah menunjukkan aktifitas akan aktif seperti sekarang, hingga masyarakat sekitar mendengar dentuman keras sebelum hujan debu dan kerikil menerpa atap rumah mereka.

Gunung Sinabung memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki gunung lain didunia karena ia tidak  memberi tanda  seperti gempa tremor ataupun gempa vulkanik untuk dideteksi para pengawas aktifitas gunung. Kapan dia akan erupsi atau mengeluarkan isinya, bahkan Gunung itu sendiri tidak tahu kacuali hanya Penciptanya.

Uang Satu Koper Vita KDI, Pertegas Artis Dangdut Murahan?



Novita Anggraini alias Vita KDI yang menikah dengan seorang Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) seolah mempertegas betapa "murah" nilai para artis ketika berhadapan dengan uang dan penguasa. Mencuatnya kabar pernikahan Vita dengan Bupati dari Kalimantan Tengah itu menambah daftar hiruk pikuk dunia sosialita yang gemerlap dan penuh skandal.

Seperti diketahui, Supian Hadi dilaporkan istri pertamanya, Iswanti ke Polda Metro Jaya karena menikah lagi dengan Vita KDI tanpa sepengetahuan dan izin dari Iswanti. Supian dianggap telah melakukan kejahatan terhadap perkawinan dan dijerat dengan Pasal 279 KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.

Pernikahan sang Bupati dengan Vita medio 2012 lalu dikabarkan juga dilakukan dengan mahar yang cukup mencengangkan, Lima (5) Miliar Rupiah. Belakangan atau baru baru ini, foto seseorang yang mirip Vita KDI sedang membuka koper berwarna hitam dengan gumpalan uang kertas nominal Seratus Ribuan beredar dan ramai disebarluaskan media online nasional.

Foto yang seolah mempertegas kebenaran bahwa pernikahan diam diam Vita dengan Supian adalah benar adanya pun dengan mahar senilai yang dimaksud.

Foto Vita yang beredar tersebut menunjukkan ketika ia juga sedang memegang segepok uang dari koper yang sama dan sepertinya diambil oleh orang dekat yang bersangkutan. 

Profesi artis memang identik dengan dunia gemerlap dengan selebrasi yang tidak mengenal waktu alias kapan dan dimana saja. Terlebih artis dangdut yang juga sudah melekat dalam benak masyarakat sebagai artis yang murahan.

Murahan dalam hal ini mungkin bukan dalam bentuk materi, mengingat kata murah artinya tidak mahal... namun murahan bisa diartikan dari segi moral atau prinsip yang materialistis. Karena jika kita lihat, seorang Vita yang mau menikah dengan iming iming uang bernilai miliaran rupiah, maka sebenarnya ia telah menghargai badan atau dirinya dengan cukup mahal bahkan sangat mahal menurut ukuran mayoritas Indonesia yang masih miskin ini.

Tetapi, jika seseorang menikah (apapun profesinya) terutama seorang public figure, meskipun mungkin karena didasari oleh cinta kepada seorang yang sudah beristri, pejabat pula, maka ia akan akan dianggap sebagai seorang murahan yang hanya inginkan harta dengan dengan cara yang pintas. Mungkin profesi artis belakangan ini tidak cukup memberi jaminan materi ditengah ketatnya persaingan dan maraknya pembajakan.

Vita bukan orang pertama yang membuat pandangan miring masyarakat tentang profesi artis sebagai "penjual diri kelas atas", karena jauh sebelum generasi kita kini, banyak yang sudah menjadi bahan contoh dan mungkin memang dunia selebriti tidak akan pernah seterhormat yang kita bayangkan.

Sayang sekali... tapi ini memang bukan bermaksud men-generalisir...
;
;

Minggu, 17 November 2013

Gelisah, Prabowo Mulai Unjuk Gigi


Melihat pamor dan kepopuleran pesaingnya seperti Jokowi dan Megawati kian mapan di urutan teratas hasil survei beberapa lembaga polling, dan juga kian aktifnya beberapa calon presiden bermanuver, agaknya membangunkan calon unggulan Prabowo Subianto sedikit khawatir. Kepopuleran Jokowi dan misteriusnya Megawati memang tidak bisa dianggap sebelah mata, tetapi gerakan dari beberapa calon yang serius termasuk partai yang berbendera Islam adalah keriuhan yang membangunkan Prabowo dari sarangnya selama ini (yang entah dimana). 


Prabowo jarang menemui media meskipun dia sedang mengatur strategi dan mempersiapkan partainya bertarung tahun depan dengan melakukan konsolidasi kedaerah daerah. Selain itu Prabowo juga masih mencari figur yang mungkin akan dijadikan calon wakil melalui berisiknya suara media yang menyoroti hajatan nasional yang akan datang. 


Banyak calon yang potensial namun banyak pula resiko politik yang harus dihadapi sementara pertarungan belum pasti karena terlalu banyak kepentingan yang harus diawaki. 


Prabowo disatu sisi masih menunggu langkah pesaing politik yang juga sahabat dekatnya, Megawati Soekarnoputri. Setelah kepergian Taufik Kiemas (suami Mega), Prabowo mengalami kesulitan melihat langkah langkah Mega dari dekat karena Mega sendiri memang tidak pernah bermanuver dengan mencolok. Begitupun dalam menentukan sosok yang akan ditawarkan kepada masyarakat tentang siapa yang akan menjadi kawan (koalisi) dan atau mitra dalam estafet kepemimpinan nasional. 


Sampai disini, terlihat Prabowo yang sangat menghormati Mega itu menjadi ikut dengan gaya Ketum PDIP sebagai sutradara yang mengendalikan dari balik layar.


Tapi Prabowo tidak bisa setenang Mega yang punya banyak pilihan dan All out dengan pencapaiannya selama ini. Prabowo punya tugas lebih berat karena dia bukan King maker melainkan King Wannabe...

"Saya siap bersaing dengan para capres termasuk bila nantinya Jokowi (Gubernur DKI Joko Widodo) dicalonkan," tegas Prabowo seusai melantik pengurus DPD Gerindra Papua di Jakarta, Sabtu (16/11/2013 Liputan6).

"Kami belum bisa menentukan saat ini, siapa kelak yang akan menjadi calon wakil presiden, karena masih harus menunggu hasil pemilu legislatif," tambahnya.

Sebelumnya Prabowo juga bersuara soal DPT yang masih meragukan hingga kini. Prabowo Subianto juga mengingatkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama agar lebih pandai mengatur gaya bicara dan memilih katanya setiap berbicara ketika ditanya soal Ahok sang Wagub DKI.

Melihat beberapa iklan yang mulai ditayangkan atas nama Prabowo dan semakin aktifnya ia menemui media menunjukkan kegelisahannya dengan hasil survei yang masih terkatrol di posisi dua atau tiga, jumlah DPT yang seperti siluman karena masalah NIK dan orang yang seperti hantu hingga suara suara yang mempertanyakan dimana sekarang ia berada?

Prabowo memang tidak bisa diam saja menunggu pinangan partai lain atau mengandalkan popularitasnya yang terkenal tegas dan cukup berwibawa sementara masa lalunya masih diragukan meski dengan segala alibi yang sudah dikemukakan. Pemilih yang meragukan Prabowo lebih banyak dari pemilih yang mempercayainya dan tantangan menuju RI-1 bukan hanya soal popularitas atau pesaing yang kuat melainkan bagaimana membuat orang (masyarakat) mempercayai masa lalu dan masa depan Prabowo selaku pribadi. 

Karena pemilu juga antara lain berarti ketika seseorang sedang memberi suara adalah saat dimana mereka mempercayakan masa lalu dan masa depannya kepada yang dipilih. Apakah itu Prabowo atau Jokowi atau mungkin ARB? 

Apa yang dilakukan Prabowo dengan mulai unjuk gigi di depan media pastilah untuk menjaga aksualisasi dirinya karena itu memang sudah seharusnya. Sebuah produk, meski sudah terkenal sekalipun masih harus sering muncul di media agar pangsa pasarnya tidak tergerus pesaing kan? Dan itu juga berlaku bagi seorang Prabowo.

Prabowo perlu memperlihatkan dirinya meskipun tidak harus sesering iklan yang punya tipi itu dan waktu yang semakin menjelang ini juga bukan lagi saat untuk mengurung diri (kecuali dia sedang bertapa di gunung gunung tentunya).

Senin, 11 November 2013

"Dibawah Satu Atap/Langit"

"Dibawah Satu Atap/Langit"
Ungkapan penuh makna diatas adalah filosofi yang mengiringi kaisar pertama China, Qin Shi Huang, dalam upayanya mempersatukan seluruh kerajaan di daratan Tiongkok menjadi satu Kekaisaran.

* * *
Jari tangan anda masih cukup untuk menghitung jumlah perusahaan asal  negeri ini yang dikenal luas dan mampu bersaing secara global. Salah satunya adalah Garuda Indonesiayang paling mudah diingat - terutama mereka yang kerap berada di luar negeri, meski Garuda Indonesia mungkin tidak memiliki kapitalisasi pasar sebesar maskapai penerbangan asal Eropa dan Hongkong.

Dalam beberapa kesempatan menikmati layanan Garuda, kenyamanan dan ketepatan waktu mungkin adalah yang paling mampu bersaing dengan penerbangan asing. Hal yang standar bagi persaingan semua penerbangan Internasional untuk mendapatkan pelanggan selain keramahan awak kabin dan rekor keselamatan.Namun yang paling berkesan dan dapat dianggap nilai lebih yang ditawarkan Garuda adalah KEBANGGAAN.

Garuda memberi pengalaman terbang penuh kebanggaan - terutama bagi saya pribadi - dalam setiap perjalanan pulang dari luar negeri. Contohnya, dalam perjalan terkahir saya dari Brisbane, Australia menuju Denpasar, Bali , dimana para penumpang asal negeri kanguru itu begitu excited dengan layanan Visa On Board ketka itu. Berbagai pujian spontan dilayangkan bagi para kru dan terutama Garuda Indonesia sendiri.

Karena layanan itu (Visa On Board), mereka mengatakan jadi punya waktu lebih berada di Bali dan kemungkinan akan sempat mengunjungi Lombok. Saya tidak tahu berapa lama pengurusan visa masuk Indonesia di darat, tapi menilik komentar pelanggan Garuda di sebelah, sepertinya memakan waktu beberapa jam (mungkin). Selain itu, mereka juga berjanji akan menggunakan Garuda dalam setiap kesempatan bepergian karena ternyata, layanan ini dianggap sebagai nilai lebih dari Garuda Indonesia.

Para kru pesawat juga mendapat pujian dengan kesigapan mereka melayani tamu tamu asing yang ingin berkunjung ke Indonesia. Para penumpang dari negeri tetangga sering melontarkan keramahan awak kabin Garuda adalah yang terdepan diantara maskapai Internasional lainnya. Hal ini karena para kru menawarkan keramahan yang tidak membeda bedakan  kualitas keramahan mereka pada setiap penumpang baik itu mereka warga Asia maupun "bule" sejak take off hingga landing.

Beberapa maskapai memang sering dikeluhkan karena dianggap kurang ramah ketika melayani warga kulit berwarna - terutama dari Asia Tenggara dan China - dibanding kepada mereka yang berasal dari Eropa dan Amerika serta Jepang.

Opini pengguna Garuda dari negara lain terhadap kru dan pesawat  menjadikan kita ikut berbangga karena itu berarti mereka menikmati pengalaman yang berkesan dan tertanam dengan baik dalam benak mereka. Dan kita layak berbangga dengan kualitas yang sedang dikembngkan di perusahaan penerbangan milik Indonesia ini.

Laut telah mengikat jajaranpulau Nusantara menjadi sebuah bangsa bernama Indonesia dan di angkasa Garuda Indonesia telah menyinggahi pulau pulau dari Sabang sampai Papua, merangkai dan mengingatkan kita bahwa kita juga berada dibawah langit yang sama.

Seperti ungkapan kaisar pertama China diatas, dengan segala kedalaman makna yang terkandung di dalamnya. Mungkin agak berlebihan tapi kita juga bebas menyederhanakan ungkapan filosofis itu untuk disematkan pada arti perjalanan bers sebuah maskapai penerbangan milik bangsa. Karena melalui Garuda Indonesia kita diingatkan - sekali lagi - bahwa kita berada dibawah langit yang sama.

Terbang bersama Garuda adalah sebuah kebanggaan, bersama merek lokal dengan selera Internasional.

Rabu, 06 November 2013

Justin Bieber Suka Anak Ini

Kesombongan yang mengikuti sukses Justin Bieber yang gemilang melalui dunia musik dan suara imut-nya  mungkin sedikit dapat dimaklumi setelah melihat apa yang kita sebut sebagai orang berpengaruh. Dengan pengikut twitter terbanyak di dunia, apapun yang dikicaukan olehnya akan serta merta di follow-up para penggemarnya.

31 Oktober lalu, Bieber kembali mendapat pujian setelah melambungkan nama peserta X Factor Australia, Jae Waetford. Anak yang berusia 14 tahun itu diprediksi akan menjadi seorang Justin Bieber versi Australia melalui acara yang juga "digawangi" penyanyi Irlandia eks Boyzone, Ronan Keating. Namun, kali ini Bieber tidak memberi pujian via twitter melainkan Instagram.

Melalui Instagram miliknya, Justin memberi semacam dorongan kepada Jae Waetford yang bunyinya kira kira, "Buatlah musik seperti yang kamu mau Jae Waetford, Tuhan benar benar memberkatimu," Dia melanjutkan, "Saya adalah seorang penggemar dan saya belum pernah terkesan seperti ini dalam waktu yang lama"

Pujian untuk Bieber ini seolah mengesahkan kemampuannya membuat atau lebih tepatnya membawa orang lain juga ikut terkenal seperti bintang cantik Carly Rae Jepsen atau Cody Simpson yang memiliki bakat mengagumkan. Artinya, Justin Bieber yang juga sering membuat berita miring dan memancing amarah para penggemarnya hingga berpaling ternyata bisa juga menjadi seorang juri yang kompeten. Komentar pujian dari Bieber menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang bisa mengenali bakat yang baik di dunia profesi  yang ditekuninya.

Meskipun gelar juara gagal diperoleh Jae Waetford, karena dimenangkan oleh Dami Im, namun pesona suara Jae dan "intervensi" Justin telah melambungkan single debutnya berada di jajaran top ten iTunes Australia. Mungkin ketika tulisan ini saya buat, sudah berada dipuncak tangga lagu negeri kanguru itu.

Keangkuhan atau mungkin kesombongan seorang Justin Bieber, yang mendadak tenar, mendunia dan menjadi perhatian setiap orang boleh jadi kontroversial. Tetapi apa yang bisa dilakukan dengan bakat dan yang diberikan oleh hidup untuknya, selama itu berpengaruh baik bagi yang lain maka kita tidak bisa menyalahkan penggemarnya.

Sejarah sering berulang meskipun tidak persis sama. Jika Usher (ikon para remaja Amerika) menemukan Justin lewat youtube, sekarang lewat media yang sama Justin seolah menemukan penerusnya. Karena bisa saja era Justin sudah hampir lewat dan anakyang sama-sama berambut pirang  itu akan mengambil tempatnya dikemudian hari. Jae punya kharisma, pesona remaja dan keceriaan yang memuat gadis sadis belia histeris meski ketika itu baru sekedar audisi dihadapan idola Australia, Ronan Keating.

Senin, 04 November 2013

Belajar menjadi Nazwa

Bagaimana menuliskan kisah atau berita tentang seseorang yang tidak anda sukai dan memberitakan hal hal yang tidak anda kuasai?

Tantangan menjadi netral dan objektif adalah masalah personal setiap orang karena kita biasanya hanya ingin mendengar apa yang kita ingin dengar dan melihat apa yang kita ingin lihat. Jika kita sekedar menuliskan opini akan sesuatu hal, membahasnya dari sudut pandang kita, maka tantangan diatas mungkin tidak berlaku selama kita memiliki data dan basis sumber yang memadai.
Nah, bagaimana jika menjadi penebar berita saja anda tidak bisa objektif sementara anda ingin menjadi pemimpin redaksi seperti Nazwa Shihab misalnya?

Nothing personal, just a good business.
Seorang penulis berita, terutama pemimpin redaksi media arus utama harus belajar secara perlahan tentang bagaimana sebuah berita disebarluaskan. Bukan hanya mengatur isi berita yang redaksional dan mudah dimengerti para pembaca atau pendengar, tapi juga bagaimana berita itu akan mendapatkan opini.

Kendalanya adalah kembali seperti pertanyaan paling awal, bagaimana jika kita memberitakan tentang orang atau kelompok yang tidak kita sukai?

Pikirkanlah bahwa anda hanya sekedar membuat  tulisan yang menyenangkan, bukan masalah pribadi atau pendapat anda tentang  orang tersebut melainkan hanya membuat berita yang harus didengar orang lain. Ibarat seorang pemburu perompak dalam film bajak laut selalu berprinsip, bukan masalah pribadi tapi hanya  untuk saling menguntungkan.  Anda mendapat berita yang menarik dan orang itu masuk dalam liputan anda.

Demikian pula jika berita itu tidak anda sukai, tapi harus diberitakan. Misalnya anda tidak suka soal kesuksesan duet Jokowi - Ahok, tapi setiap media harus memberitakan keberhasilan mereka untuk menyaingi kompetitor  dalam mendapatkan pembaca dan pemasang iklan. Tidak ada pilihan bagi anda selain ikut memberitakan tentang mereka karena para pelanggan anda akan kabur ke lain media jika anda malah hanya memberitakan kegagalan mereka yang mungkin sulit diterima umum.
 Artinya anda harus menulis cerita yang menarik minat umum meskipun berlawanan dengan pendapat pribadi anda.

Seorang pemimpin redaksi tidak punya tempat untuk menonjolkan pendapat pribadinya meskipun ia mampu menggiring opini publik sesuai sudut pandang yang ia punyai.

Dalam menuliskan berita, kita para pemimpin redaksi atau watawan maupun admin kompasiana, misalnya, hanya bisa mengubah istilah "good business" menjadi "good Stories".
Nothing personal, just a good story...
Yang penting ceritanya menarik, jangan main hati... kira kira begitu bahasa gaulnya.

Lalu bagaimana cara kita membuat berita tentang orang yang kita tidak sukai dan menuliskan tentangnya dalam sebuah karya tulis yang memungkinkan dibaca orang tanpa menyakgkutkan tulisan itu dengan affiliasi media tertentu?

Itulah gunanya media sosial seperti blog pribadi atau kompasiana misalnya. Bisa juga Facebook dan twitter. Disana anda bisa menulis sesuka hati dengan segala subjektifitas yang bisa anda kemukakan lalu membuat opini lengkap dengan data yang tidak bisa dibuktikan tapi penuh argumentasi yang meyakinkan.

Itulah gunanya opini, bukan reportase. Kecuali anda punya programa eksklusif untuk mengorek keterangan seperti Oprah Show, ILC atau Mata Nazwa yang sering menjadi patokan orang tentang bagaimana sesuatu/seseorang itu seharusnya dalam posisi berita. Di programa semacam itu, anda bisa membuat pertanyaan yang bisa subjektif tapi tidak terlihat menonjol untuk kemudian menggiring opini publik sesuai keinginan anda.

====
Anehnya, dari tadi saya menulis panjang lebar sementara saya sendiri tidak mengerti apa yang saya tuliskan. Hanya menulis dan saya perlu membaca tulisan saya ini untuk mengerti apa maksud saya sebenarnya hahaha.... oooppppsss!!!

Nothing personal, just a good stories?!!!

Salam opini
;
;

Minggu, 03 November 2013

Anakku Mengancam Bunuh Diri


Ibu penjual nasi itu sesegukan bercerita perihal niat anak perempuan satu satunya dihadapanku. Beliau ingin minta tolong untuk disediakan uang sejumlah tertentu agar anaknya terhindar dari kematian yang dipaksakan. Sulit baginya untuk bernafas dengan normal karena dadanya terhimpit sesak oleh beban yang tidak bisa disalurkan hanya dengan airmata.

Ia hanya penjual nasi di pasar tradisional dengan pelanggan yang sering mengutang dan bahan baku yang melambung tinggi di Jakarta ini.

"Kepada siapakah aku harus mengadu?" teriaknya, sementara dalam pikiranku mengamini teriakannya itu karena ia memang seorang janda ditinggal mati suaminya. 

Setelah ditelusuri, ternyata penyebab anak itu ingin bunuh diri adalah karena sang ibu menolak memberikan uang yang tidak dipunyainya kepada pihak sekolah dimana sang anak bersekolah. Para guru disekolah yang berlokasi di Jakarta Timur itu sepakat untuk mengadakan perjalanan wisata ke Bali selama empat hari. Dan dana yang diminta dari setiap siswa adalah sebesar Rp. 3,7juta. Sama seperti tuntutan buruh dalam demo kenaikan upah 2014 kemarin. 

Para guru sepertinya memanfaatkan gengsi para remaja didikannya untuk kepentingan mereka sendiri, hal ini terlihat dari tidak adanya manfaat dari segi belajar mengajar agar para murid menjadi pintar. Wisata ke Bali tidak ada hubungannya dengan menjadikan seorang siswa menjadi berprestasi atau giat belajar.

Anak sang ibu tukan nasi ini ternyata menjadi malu karena teman temanya bisa ikut ke Bali, sementara dirinya dan mungkin beberapa teman lainnya tidak bisa ikut karena tidak punya biaya. 

Entah apa maksud para guru di sekolah  yang bersangkutan sementara banyak sekolah atau pelajar di seantero Indonesia kesulitan biaya sementara mereka malah mengajarkan pemborosan dan foya-foya. Sekali lagi, tidak ada manfaat wisata ke Bali dari segi kegiatan belajar mengajar. 

Mungkin bukan hanya si ibu penjual nasi tadi yang mengeluhkan rencana pihak sekolah ini, dan amat disayangkan jika sebenarnya para guru itu sendirilah yang ingin jalan jalan, tapi memanfaatkan gengsi dan kepolosan para siswa untuk memungut biaya yang tidak perlu diantara beban hidup yang menggigit di Ibukota.

Ingin rasanya meneruskan tulisan ini ke pihak Dinas Pendidikan DKI Jakarta, atau bila perlu hingga ke telinga Wagub DKI, Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Tapi, saya bahkan belum punya data yang mendukung selain saksi si Ibu penjual nasi tadi.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan si anak tidak jadi bunuh diri...


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More