Bibi Bertangan Satu

Anak semata wayangnya benci dia. Dia tampak seolah sangat memalukan. Dia memunguti bulir padi dan buah sawit yang rontok untuk mempertahankan kehidupan mereka.

Pembunuhan Lanza

Amerika menjabat tangan anda dengan hangat tapi menyembunyikan belati dibalik punggung mereka..

Secangkir cokelat

entah, tapi ada sedih yang tersisa ... ada rasa yang tertinggal ... di ujung jari, ujung lidah, dan pelupuk mata ... entah, ada sebersit wajah, dan ubin-ubiin putih

Asal mula Danau Toba ( Legenda )

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kesendirian dalam merenung

Bening dan lembut Meliuk indah seolah bayangan Putri sungai dengan mata air kecilnya Cantik… bak teratai bermahkota mawar

Jumat, 22 Februari 2013

Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan Sungai dalam Laut



“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” artinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam
akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”

Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.

Setengah pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah SWT

Oleh,

Bambang Srigati
dari hati yang indah terucap kata-kata yang indah, perilaku yang indah, dan sikap yang indah. dan dari keindahan hati terpancar keindahan dari setiap yang engkau pandang.

Kamis, 21 Februari 2013

Kapan Valentine Sebenar-benarnya Untukku?

Bukan bermaksud menyesali, tidak pula ingin mengumbar kesedihan.
 

Hanya saja hal ini mendesak untuk diungkapkan sebagai curahan hati yang… ahh sudahlah (ntar jadi lebay hehe…)

Hari ini orang-orang merayakan Valentine dan sebagian kecil lainnya merayakan Imlek. Sepertinya hidup adalah perayaan tapi tidak bagiku :(. kalian tahu kenapa?

Ya… banyak coklat yang datang. Diantar atau dikirim serta sebagian kecil di titipkan!
Ingin menolak rasanya tidak mungkin jadi terima sajalah… apapun itu aku anggap sebagai hadiah yang menyenangkan.

Aku tersenyum. Tulus dan …

+==+

Sekarang coklatnya masih menumpuk, kalau aku sendiri akan butuh sepanjang tahun menghabiskannya, jadi hanya ada adek dan seorang sepupu yang bebas menikmati sepanjang mereka mau…

Bukannya aku tidak menyukai makanan lezat itu…

Aku hanya seorang yang tidak mengerti ketika seorang mengharap lebih dariku. Membuatku bingung selalu dan tidak mampu menjawab dengan mudah.

Kenapa dengan coklat? yang hanya sepotong, sekepal dan atau apalah namanya sudah membuat kita dianggap menjadi bagian dari yang lain?

Jadi abaikan saja masalah Valentine dengan coklatnya.

====

Tiba -tiba aku menjadi orang cina… pakaian motif oriental menghiasi baju yang aku peragakan. Sepertinya perancang kali ini lebih berani bermain warna, tidak terpaku pada warna merah melainkan mencoba warna Melayu yang hijau dan kuning keemasan.

Masih saling mengucapkan gong si fa cai ( nggak ngerti nulisnya neh..) tiba - tiba assmen berikan coklat lagi. Lha… bukannya ang-pao malah kasih coklat???

+++++

Aku selalu melarikan diri dari dunia perasaan ( cinta ) pada kesibukan kerja dan lainnya yang tidak berhubungan dengan ketertarikan… menyedihkan benar-benar menyedihkan.

Aku dalam kesendirian sembari berharap akan janji seseorang yang coba aku percayai. Sampai sekarang ia-nya tidak nongol2 juga tapi aku tetap menunggunya dan mungkin akan selalu demikian.
hahaha… tulisan yang kacau dan tak beraturan nan tak berarti ya?!… :P

Aku benar - benar tidak bisa konsentrasi kali ini… terlalu banyak yang ingin kuungkapakan namun sedikit yang terlintas di benakku…

Ada yang tau dimana pemberi coklatku??? katakan aku menunggunya hiks…

Atau haruskah kuucapkan seperti judul diatas?

Minggu, 10 Februari 2013

Kutitipkan Cinta ini

Apa warna dunia ini

Aku terus menatap mencari tahu

Meratap diri menangisi sepi diri ini

Aku buta akan warna itu



Apa bentuk bumi ini

Aku terus berlari mencari jawaban

Menohok diri meratap perih diri ini

Aku buta akan bentuk itu



Sisi-sisi dunia terhampar nyata

Aku tak sanggup penuhi nilai itu

aku ada di persimpangan jalan

Menanti ijin penyimpangan jalan itu



Gaung menggema memekakkan gendang telinga ini

Mata-mata tajam menyorot tajam menyobekkan hati ini

Aku semakin terpuruk diam tak bersua

Aku kalah melawan hasrat diri



Suatu hari aku akan bangkit dari mati diamku

Aku akan teriak lantang melawan takdir

Aku akan berlari kencang meraih melawan nilai

Walau itu cinta terlarang bagi dunia, aku tak peduli

Sabtu, 09 Februari 2013

Lelah

Ketika aku sedang diselimuti oleh kemarahan..
Ketika itu kau datang..

Ketika aku sedang diliputi kegalauan..
Ketika itu kau hadir..

Sosokmu yang hanya kukenal secara maya..
memberikan kenyamanan dengan segala kedewasaanmu. .

Aku merasa nyaman..

Ketika aku tidak membaca email darimu..
Hatiku gelisah..
Ketika aku tidak menerima smsmu..
Hatiku resah..
Ketika aku menunggu telpon darimu..
Oh betapa menderitanya. .

Apakah ini cinta?

Begitu cepatkah?

Hatimu pernah terluka..
Hatimu pernah kecewa,,

Aku juga,,

Namun adakah kesempatan untuk kita..
Berdua merajut asa..
Mengobati luka.. berdiri tegak bersama..
Menatap mentari esok pagi..

Bersama..

Karna aku ingin..
Kenyamanan ini tidak selesai sampai disini..
Aku ingin memejamkan mata disisi-mu..

Sang Arjuna...ku menitipkan sekeping cita di hatimu..

Kamis, 07 Februari 2013

ISL, Sampah Ingin Dipandang Emas

Lelah adalah kata yang pantas untuk menerangkan kegemasan, kedongkolan sekaligus ketidak-berdayaan para calon penikmat Sepakbola nasional ditengah konflik yang seakan  tidak pernah mengarah pada penyelesaian yang bermartabat.

Dibutuhkan jiwa besar dan berkaca pada diri sendiri atas nama besar Bangsa dan Nasionalisme. Dibutuhkan jiwa besar dan sportifitas untuk menerima kenyataan bahwa keburukan akan tetap menjadi keburukan. Keburukan hanya akan menjadi kebaikan ketika hari berganti dan kelakuan buruk tidak terulang kembali.

Memperbaiki diri penting bagi semua, tak terkecuali organisasi ataupun pro status quo.

ISL dapat dikatakan “pernah” sebagai kebanggaan bagi mereka yang ingin melihat Indonesia dalam Sepakbola. Dengan jumlah penonton yang ramai, persaingan yang ketat dan gegap gempita yang meriah ketika ISL menjadi ajang penampilan pemain yang berkualitas.

Sampai kemudian ISL menjadi jumawa ketika merasa memiliki pemain terbaik hanya karena mampu menjadi runner-up di AFF Suzuki Cup. Pemain terbaik yang terbukti tidak mampu lepas dari ketakutan, tersandera dan terjajah oleh brand ISL sendiri.

ISL menjadi sampah yang ingin menjadi emas ketika mereka yang berkepentingan dan mengurusi liga itu menjadikan pemain terbaik menurut ukuran mereka sebagai senjata untuk mengancam dan melemahkan keabsahan PSSI.

KPSI memiliki kepercayaan diri yang tinggi hanya karena mereka memiliki pemain ISL. Bisa dibayangkan apa yang dimiliki KPSI tanpa pemain yang katanya terbaik yang bermain di ISL? TIDAK ADA!!!

Karena KPSI tidak memiliki pengakuan, baik dari FIFA maupun CAS. Mungkin mereka hanya memiliki berbagai macam tuduhan pada PSSI, tapi merreka tidak bisa membuktikan bahwa mereka adalah penyelamat.

ISL adalah sampah yang bermimpi menjadi emas dengan tidak mau mengirimkan pemain untuk berjuang atas nama NEGARA. Benar, apapun anda, malaikat, orng suci, atau ilmuwan berkelas Nobel, tidak ada apa apanya alias sampah ketika anda tidak mau membela Negara.

Jenderal Sudirman, menjadi besar dan dikagumi dunia militer Internasional, karena semangatnya dalam sakitnya. Strategi militer Sudirman dipelajari baik-baik oleh dunia Barat, terutama semangatnya dalam sakitnya atas nama Indonesia yang masih “BAYI”.


Lalu pantaskan ISL menyebut para pemainya sebagai pemain terbaik jika karena uang atau hasrat kuasa ala LNM dkk, tidak mau mengutus pemainnya ke TIMNAS?  Mereka (yang mengaku pemain terbaik itu) tidak lebih hebat dari Jenderal Besar Sudirman bahkan ketika beliau sedang sekarat sekalipun…

Jika ISL bukan sampah, lalu beranikah mereka merelakan Timnas dan PSSI bekerja dengan baik megurusi kebobrokan ISL dan PSSI sebelumnya?

Banyak pertanyaan yang muncul, tapi jawabannya hanya satu ISL adalah sampah di alam demokrasi, dalam keterpurukan olahraga nasional dan buruknya moral serta sportifitas pengurus ISL sendiri.

Jika ISL adalah liga terbaik, lalu mampukah mereka mengungkap alasan kenapa PSMS Medan dipaksa mengalah kepada Sriwijaya ketika final ISL ?  Mampukah ISL dan pelakunya menyebut kenapa PSMS dijanjikan sponsorship dari Bakrie Plantation jika mereka mengalah pada Sriwijaya FC???

ISL adalah saampah yang ingin menjadi emas, sebab segala mafia, pengaturan skor hingga kepentingan politik demi menjadi gubernur, walikota atau capres partai tertentu menjadi satu dan berbaur sesuai keinginan masing-masing. Itulah ISL dan terima kassih sudah menjadikan PSSI sebagai organisasi terburuk dengan kemunculan KPSI yang entah dari mana, tiba tiba menganggap diri menjadi ‘penyelamat’.

Jangan mengaku “pemain terbaik” Jika tidak mampu dan tidak mau membela Tim Nasional, apapun alasannya…


Salam sampah bagi KPSI,

Jumat, 01 Februari 2013

Banjir adalah Solusi Instant Atasi Kemiskinan

Judul yang aneh. Adakah solusi berupa bencana? Bukankah selama ini keadaan yang buruk merupakan lahan ratapan, keprihatinan dan saranan mencari simpati?

Ya, simpati. Masyarakat Jakarta diberi keberkahan dengan datangnya banjir. Terlepas dari kerugian para  palaku ekonomi, mandeknya program pemerintah sampai korban jiwa, beberapa lapis masyarakat Jakarta sebenarnya mengharap banjira selalu ada datang setiap saat. Bila perlu, banjir seharusnya dijadwalkan.
Mereka tidak meminta banjir, tapi mereka mengharapkannya.

Ketika barang sebentar mereka mengungsi dan meninggalkan rumah seperti liburan berkemah, mereka hidup layaknya seperti orang yang butuh pertolongan.

Ketika mereka berkumpul bersama dengan makan besar bersama dan meninggalkan sejenak rutinitas kehidupan sehari-hari mereka, mereka terbebas dari beban ekonomi yang mengganjal.

Ketika mereka sdang menikmati kebersamaaan dengan para tetangga yang tidak pernah sapa sebelumnya, mereka diharapkan mengingat simpati dan bantuan yang diberikan orang orang yang punya kepentingan menuju kursi empuk di Istana maupun gedung Parlemen nanti.

Ada keikhlasan, tentu saja. Ada kerja keras, itu pasti.

Tapi mengingat dalam bencana banjir Jakarta yang terasa nikmat, lalu kemanakah kita harus mengarahkan pengamatan kita?

Benar,

Sikap egoisme penduduk yang beranak pinak di bantaran kali telah memancing egoisme air bah yang juga tidak ingin diatur. Air ingin mengalir kemanapun ia mau. Maukah rakyat di pinggiran kali itu dipindahkan agar air bebas di jalurnya? TIDAK.

Karena banjir bukan urusan mereka, karena banjir akan mengurangi beban hidup mereka dengan makan gratis selama bencana itu datang. Banjir adalah solusi isntant bagi sebagian mereka. Disinilah letak tantangan itu, karena kenyamanan sebagian warga dalam bencana.

Pengusaha egois juga mengiklankan rumah yang mereka jual sebagai bebas banjir di bibir pantai sana, justru ketika banjir sedang melanda. Ternyata benar-benar bebas banjir. Padahal, mereka menutup pintu air, saluran air dan membiarkan pusat kota atau yang bukan kompleks mereka tenggelam. Itu bukan urusan mereka, karena mereka nyaman dengan kebebasan mereka merusak alam pantai.

Walaupun ada kemungkinan, mereka yang berduit terancam miskin karena kerugian yang diakibatkan banjir. Maka, banjir bisa jadi solusi demi menipiskan batas antara siKaya dan siMiskin…

Jika banjir datang dengan alasan siklus lima tahunan, lalu adakah yang kita pelajari selama ini? Tidak!
Kita tidak belajar bagaimana melepas egoisme kita untuk meninggalkan pinggiran sungai. Kita tidak belajar untuk membuang sampah pada tempatnya. Kita tidak belajar menata perumahan mewah yang lahannya dikuasai taipan real estate. Kita tidak belajar bagaimana membuat Ibukota dan Anakkota (daerah) agar bebas dari bencana ini.

Kita tidak mungkin tertutup badai salju, maka kita nyaman dengan kebanjiran. Karena kita negara dimana air berkumpul dengan melimpah.

 Bisakah kita memaksa saudara kita yang di pinggir sungai itu agar melepas kenyamanan mereka sejenak dan pindah ketempat yang lebih layak, yang justru membuat semua lebih nyaman? Jangan mengharap banjir agar mendapat bantuan terus menerus.

Bisakah kita meminta agar warga kota di pengunungan sana tidak membabat hutan dan membangunnya dengan villa-villa mewah atau perkebunan sawit (daerah)?

Banjir Jakarta adalah solusi. Solusi dimana kita belajar agar tidak terjadi lagi kedepannya. Solusi agar egoisme keduniawian hanyut bersama air yang surut dikemudian hari. Solusi agar kita berdamai dengan alam. Menyayangi sungai sungai.

Solusi untuk membuktikan bahwa kita adalah bangsa yang selalu belajar. Belajar untuk tidak terkena bencana yang sama di tempat yang sama dengan cara yang sama diwaktu yang berbeda.

Solusi tidak jauh darimana masalah itu berada. Seperti obat penawar tidak jauh letaknya dari bisa racun didapat.

Published in Kompasiana.com

Putri Sungai







Senyum Andalusia binar mata jazirah
Jejak digdaya para kalifah
Istanamu istana emas
Duta arabia pukau dunia

Oh.. putri cadar emas

Menari dengan ringan
Mengalir perlahan
Mengelus bukit menelusuri gunung

Berlari kecil seraya bersenandung
Riang, lepas, tak tertahan
Embun embun menyambut fajar ceria
Menyanyi diiringi tarian mutiara
Menari untuk senandung embun

Bening dan lembut
Meliuk indah seolah bayangan
Putri sungai dengan mata air kecilnya
Cantik… bak teratai bermahkota mawar

Adakah ia kesepian?

Dari puncak punuk bumi kucari
Tuk segarkan dahaga musafir
Ditepian yang manakah engkau berhilir?

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More