Sabtu, 16 Januari 2010

Mencius

Mencius pergi menghadap Raja Hui dari Liang. Raja dan sekaligus Guru yang mulia berkata :

"karena anda datang dari jauh, saya kira anda punya nasehat yang hebat yang akan menguntungkan kerajaan saya ?"

Mencius menjawab :
"Mengapa yang mulia bicara tentang keuntungan ? Jika seorang raja berkata : Bagaimana kerajaanku bisa memperoleh keuntungan ? Seseorang yang terhormat akan berkata : Bagaimana keluargaku bisa mendapat keuntungan ? Orang biasa juga akan berkata : Bagaimana aku bisa mendapat keuntungan ? Maka setiap orang dari kalangan atas hingga bawah akan saling bertikai demi keuntungan dan negara akan terancam."

Jawaban ini adalah sindiran Mencius bagi seorang penguasa yang selalu menghitung keuntungan yang diperoleh tanpa melihat kerugian dan ancaman yang akan diperoleh, sehingga akan mengorbankan segalanya agar mendapatkan keuntungan tersebut dan terkadang tidak sebanding dengan yang diperoleh.

Selanjutnya, Mencius berkata :
"Seperti seorang adipati dengan seribu kereta perang membunuh raja yang memiliki sepuluh ribu kereta perang. Raja dengan seratus kereta perang yang membunuh adipati degan seribu kereta perang. Seseorang akan cepat bisa puas dari sepuluh ribu / seratus dari seribu / satu dari sepuluh. Akan tetapi apabila ia mengutamakan keuntungan daripada kebenaran, maka ia tidak akan pernah puas sebelum mendapatkan segalanya."

Ungkapan ini adalah sindiran bagi orang yang serakah dan terus mencari keuntungan dan hidup dengan mengutamakan keuntungan daripada kebenaran sehingga ia tidak akan puas meskipun semuanya ia telah peroleh

Mencius berkata kembali :
"Kebajikan yang agung berasal dari kebaikan dan kebenaran. Tidak pernah orang baik mengabaikan orang tuanya. Tidak pernah ada orang benar yang mengabaikan rajanya. Oleh karena itu, yang mulia harus bicara tentang kebaikan dan kebenaran saja. Jadi, untuk apa bicara keuntungan ?

Dalam hal ini, jawaban tersebut adalah cara orang bijak yang selalu berbicara tentang kebaikan dan kebenaran saja tanpa mencari keuntungan, tetapi sebaliknya ia berbicara kebaikan dan kebenaran agar supaya dikatakan orang bijak meskipun dirinya masih berusaha melakukan hal-hal yang hanya menguntungkan dirinya yang berlebihan / tidak melakukan apa-apa ini sama saja. Jadi dia terus berbicara saja seperti orang bijak tetapi tidak pernah melakukan seperti yang dia bicarakan.

Mencius berkata :
"Ketika berbicara tentang keuntungan orang hanya memikirkan dirinya, tetapi orang yang baik dan benar akan memikirkan kebaikan bagi semua orang."

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More