Sabtu, 26 Januari 2013

Pacaran Pertama Si Tomboy



Kendang telingaku terasa hampir pecah. Di ujung telpon sana teman ku teriak teriak: “Gue mesti bilang apa Die?…please… kasih input, gue ga bisa mikir nih!”

Ada cowok  baru ‘nembak’ dia, dan lagi nunggu keputusannya.

Aku: “Terserah loe aja dah, kan elo yang tahu isi daleman loe?!” **Secara urusan cinta gue juga lagi ribet hikss…:(

Temanku: “Tapi gue nggak yakin banget, apa gue benar-benar cinta dia ato nggak?”

Aku: “Woii orang sinting… itu sih soal gampang, apa yang loe rasa waktu ketemu dia?
kalau hati loe yang ngembang… yah.., berarti loe cinta dia, tapi kalo yang ngembang itu lobang hidung- loe… ya loe pikirin lagi aja deh”

Temanku: “Kambing loe, gue lagi serius nih!”

Aku: “Lha gue berius-rius neng, kata orang, orang yang lagi jatuh cinta itu berkurang nalarnye, jadi rada bego… nah elo kan udah jadi bego beneran? itu tandanya elo cinta dong sama die..ya udah, terima aja. Betewe… Kapan traktirannya nih?”

+++==>SerrrrRRR! !!!! Perutku serasa di siram air es dari Himalaya. Walaupun ga tau Himalaya itu ada di negeri mana…<===+++

Aku: “Udah ah.. jangan tunda-tunda, langsung trima aje dan mulai ucapkan ‘’sayang!?!?!!””

Temanku: “Die…ntar elo tolong kasih masukan lagi ya… soalnya ini pacaran gue yang pertama”

Aku: “Rempong deh loe, mau pacaran aja ngerepotin orang. Memangnya gue konsultan cinta? Dasar norak.

Baidewei, pacaran itu ibarat sekolah bro eh.. neng…loe kudu siap buat terima pelajaran, buat Pe-eR, trus juga ada ujiannya.” sok ngajarin juga akhirnya hehe…

Temanku: “Maksudnya gimana tuh?” kayaknya udah pilon neh orang :P

Untung dia kagak liat muka  gue yang sudah warna warni, pucat bening bagai rembulan kesiangan ( haha.. lebay mode on ). Sudah kurang tidur, lelah, memelas……mengkerut lagi. Salah satu keuntungan bicara via telpon.

Aku: “Yang beneran bisa ngajarin elo….ya cowok loe itu nantinya. Loe minta dia aja deh yang ngajarin gimana  caranya berpacaran” Tenggorokanku kering.

Temanku: “Oke deh pren.. gue terima aja deh kalo gitu ya?! tengkyu berat neh. Elo emang sobat gue yang de best ever dah haha… tunggu kabar berikutnya ye..” suaranya terdengar riang gembira ringan melayang.

***
 
What have my done?

Bukankah dia orang yang ku impikan selama ini? bukankah aku yang seharusnya miliki dia? tapi…
harusnya aku senang dengan kebahagiannya sekarang, senang dia sudah mulai pacaran, senang dia sudah menemukan seseorang yang menarik perhatiannya.

Ada ketidak-relaan di hatiku. Sesuatu yang menyentil komitmenku untuk tidak merusak persahabatan kita.
Hmmmph… aku adalah sejatinya pengkhianat kalau sampai menghalangi orang lain  mendekatinya sementara aku hanya “dekat” dengannya tanpa berani “mendekatinya” lebih dekat lagi.

***

Tiga hari kemudian….
Aku diajak ke kelab di dekat KOTA TUA.

Aku: ” Hei.. kemana si do’i?!”

Temanku: “Gue mau ajak elo aja deh… gw takut salah tingkah kalo jalan bareng dia. Sekalian ntar gue traktir elo habis ini….elo memang benar benar professor cinta.”

Aku: “Beuhh… bikin cemburu orang aja loe… ehh ……wait… wait.. gue tebak, finally si tomboy menemukan cintanya….cihuii!!…pantas aja makin segar malam ini”

Temanku: “Serius Die… waktu gue bilang iya ke dia, rasa di hati gue jadi plong dan damaiiiiiii… banget…. memang gue cinta dia… tapi gue pegang dada gue, hati gue kog nggak mengembang seperti yang elo bilang ya?”

Aku: “Waduh…berarti lobang idung loe yang mengembang?”

Temanku: “Dasarr kambing….elo tuh ngomong mengembang melulu….btw, nasihat elo benar benar
ampuh. Waktu gue bilang, gue baru pertama kali pacaran dan minta dia ngajari gue gimana mencintai dan pacaran…dia bilang,” ‘kamu adalah makhluk idaman yang saya nantikan selama ini’”..karena kebanyakan yang dia temui selalu dengan banyak tuntutan. Intinya…..”

Aku: “ Oke Oke Okey…I see and I can feel it……simpan semua cerita indah itu buat loe berdua… sekarang let’s celebrate” Kupingku terasa panas lebih dari waktu denger ditelpon tempo hari. Giliran gue yang ga’ plong damaiiiii…. Untungnya ga ada siraman es Himalaya kali ini.

Temanku: “Gue juga ceritain ke dia kalau gue punya teman kayak elo, dan gue bilang kalo elo tuh sama dewasanya kayak dia…dan katanya dia mau ketemu elo!”
Gue: “No no no way!….you know, I am nobody right now, please don’t expect that.

——————
Malam itu dia terus aja ngalor ngidul soal  pacar barunya…ah biarin deh.. memang orang lagi bahagia begitu itu tuhh. Saking hebohnya cerita, dia sampai nggak sadar kalau aku sedang menulis sesuatu di lembar kecil dan memberikannya ke DiJe yang bentar lagi tampil.

Nggak lama kemudian panggung mengumumkan request lagu yang kutulis tadi dan temanku tidak bisa menghindar untuk tidak naik pentas. Ha…ha…Dia harus nyanyi!!! Sesaat kemudian…heboh besar di dalam ‘hall’ yang padat itu. Dia kebingungan… Nggak siap dan nggak tahu harus menyanyikan lagu apa.
Aku tidak tega juga melihatnya gugup dan panik seperti itu. Biasanya dia sangat menguasai panggung kalau itu ada di kampus.

========>>>
You’re in my arms and all the world is gone
The music playing on, for only two
So close together
And when I’m with you
So close to feeling alive


A life goes by
Romantic dreams must die
So I bid mine goodbye
And never knew


So close was waiting
Waiting here with you
And now forever i know
All that i want is to hold you so close


So close
To reaching that famous happy ending
Almost believing
This one’s not pretending
Now you’re beside me and look how far we’ve come


So far … we are so close…
How could i faith the fairy tales
If I should lose you now?


We’re so close
To reaching that famous happy ending
Almost believing
This one’s not pretend

If gone our dreaming.. Gone without we are..
So close we are
So close…



So close and still so far
========>>>

Akulah yang menyanyi… mendekat ke dia. Seolah menghibur  dan menenangkan floor. Padahal semua kata dalam sya’ir lagu itu kutujukan untuknya.
Temanku jadi pendiam semenjak kejadian request lagu  itu hingga kami pulang dia hanya bicara sedikit dan seadanya…
Aku minta maaf karena sudah mengerjainya secara keterlaluan. Tapi aku tidak bermaksud mempermalukannya.

Dalam hati, aku merasa nggak adil karena masih menutupi jati diriku teramat rapat ke dia. Kami kenal sudah bertahun tahun. Namun jarang ketemuan akhir -akhir ini. Dia anggap aku seperti teman baik yang paling terbaik, dan aku hanya merasa semua beban hilang seketika kalau dia ada didekat ku.

Dia nggak tahu aku lebih jauh. Tapi, biarlah untuk saat ini dia tetap mengenal seorang Adie hanya sebagai Adie yang dia kenal. Bukan seorang yang selalu tersiram air es Himalaya setiap kali dia cerita tentang cowok pacar pertamanya itu.

Bagianku lebih terima gelar ‘pengecut cinta’ daripada menjadi ‘pengkhianat persahabatan’.

============

Hari baru, aku coba menata ulang semua bunga pikiran, hati dan jiwaku hanya untuk ’seorang yang teristimewa’ nun jauh disana. ( gaya Cherrybelle dot kom :))
 
   
(Published in Kompasiana.com)

*Lyrics: OST Enchanted (Jon Mclaughlin)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More