Senin, 22 April 2013

Sungai Citarum Berbahaya Bagi Ginjal

Makanan yang mengandung boraks, formalin dan atau zat pewarna sudah menjadi bagian dari kebijakan produsen makanan yang tidak bertanggung jawab. Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi baru baru ini menyebut bahwa makanan di hampir seluruh Indonesia telah mengirim banyak pasien dengan penyakit ginjal ke rumah sakit akibat praktek penggunaan bahan berbahaya tersebut.

Menkes  sepertinya perlu memetakan jumlah pasien ginjal ini dengan lebih detail lagi, apakah benar di seantero negeri secara merata atau ada penumpukan di daerah tertentu. Selain itu, Menteri Nafsiah dan Menteri Lingkungan Hidup ( yang saya tidak tahu namanya ) juga sebaiknya bekerjasama meneliti bagian wilayah negeri ini dari pasien terbanyak yang mengalami gagal ginjal dimaksud.

Penulis mencurigai bahwa daerah terbanyak yang mengalami gagal ginjal dan beberapa penyakit lain seperti kemungkinan kanker dan penyakit kulit adalah Provinsi Jawa Barat.  Lebih spesifik lagi, Bandung dan sekitarnya, meskipun mereka cenderung berobat ke Jakarta atau mungkin ke Singapura - jika punya biaya dan saya meragukan hal ini.

Kenapa Bandung dan sekitarnya?

Inilah yang saya maksud dengan "Menkes dan Menteri Lingkungan Hidup Prof Dr Balthasar Kambuaya MBA ( saya baru tahu dari mbah ;gugel :P ) perlu bekerja sama. Hal ini terkait beberapa kecurigaan yang mengenai aktivitas beberapa perusahaan tekstil yang banyak dan terkonsentrasi di daerah Bandung dan sekitarnya.

Rilis dari Greenpeace International menyebutkan, banyak pabrik besar di daerah Jawa Barat itu yang membuang  berbagai zat berbahaya secara langsung ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Penelitian lebih spesifik menyebut fasilitas yang bertanggung jawab adalah PT Gistex, terletak dekat Bandung di Jawa Barat.

Bandung diketahui sebagai kota di mana industri tekstil modern terkonsentrasi dengan 60% dari produksi yang berlokasi di Sungai Citarum DAS. Pabrik ini melakukan polyester tenun dan pengolahan basah seperti pencelupan, pencetakan, dan finishing polyester.

Greenpeace mengumpulkan sampel air limbah dari fasilitas PT Gistex melalui tiga saluran pembuangannya pada Mei 2012. Berbagai macam bahan kimia diidentifikasi dalam sampel, banyak dengan sifat berbahaya yang dikenal. Beberapa contoh adalah racun bagi kehidupan air, sementara yang lain polutan persisten, yang berarti mereka akan tetap berada di lingkungan dalam waktu yang lama setelah pembuangan.

Investigasi lebih lanjut Greenpeace Internasional menemukan bahwa beberapa merek fashion global yang memiliki hubungan bisnis dengan setidaknya satu bagian dari PT Gistex Group, perusahaan terkait dengan fasilitas polutif (PT Gistex Divisi Tekstil) di Indonesia. Untuk membantu memecahkan masalah kontaminasi bahan kimia berbahaya, transparansi informasi antara pemasok dan merek - serta keterlibatan pemasok penuh melalui inventarisasi penggunaan zat berbahaya - adalah penting. Kebijakan perusahaan dan pemerintah untuk menghilangkan pembuangan zat berbahaya, dan substitusi dengan alternatif yang lebih aman, perlu ditegakkan.

Jadi, selain berbagai macam makanan yang dikonsumsi, penggunaan air oleh masyarakat sepanjang sungai Citarum, baik untuk kebutuhan sehari hari maupun kepentingan seperti persawahan atau pertanian lainya juga perlu investigasi dan penelitian lebih lanjut. Adakah ini juga bagian dari beberapa kasus terkait penyakit ginjal yang meningkat - dengan catatan bahwa benar penderita terbanyak dari Jawa Barat.

Sementara itu, industri tekstil yang memang berada di Bandung juga perlu lebih memperhatikan lingkungan dan dampaknya kelak, baik bagi  penduduk sepanjang sungai Citarum maupun keberlangsungan usaha tekstil itu sendiri.

Seperti kita ketahui, sebuah perusahaan di Amerika pernah mengalami kasus hukum yang berakibat denda terbesar sepanjang sejarah (senilai US$ 333juta ) karena masalah lingkungan dan terbukti mengakibatkan berbagai penyakit yang hampir memutus satu generasi kemanusiaan disekitarnnya. Kasus ini sudah difilmkan dan dibintangi oleh Julia Roberts dengan judul sesuai tokohnya "Erin Brokovich".

Greenpeace mungkin tidak berambisi membawa pabrik pabrik di Jabar untuk mendapatkan hal yang sama, namun Menkes Nasfiah lebih baik mendalami permasalahan peningkatan sakit ginjal dengan pemetaan yang lebih spesifik untuk setiap daeran di Indonesia daripada sekedar menyalahkan industri makanan.
'
'

=SachsTM

'
'

NB: Penyebutan nama perusahaan tertentu di artikel ini mengacu pada rilis greenpeace.org tanpa tendensi apapun dari penulis dan tidak bermaksud untuk pencemaran nama baik. TQ

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More