Minggu, 30 Desember 2012

Secangkir cokelat

Cangkir penuh, asap mengepul; cokelat manis panas
setumpuk pikiran; hati kisut kusut

memikirkan apa?
mungkin tentang lagu tadi pagi, sisa mimpi semalam
mungkin tentang sebuah nama, mungkin bukan apa-apa

cangkir isi habis setengah, yang panas kini tinggal hangat

sebuah nama?
siapa?

mungkin kamu
mungkin, dia
atau bukan sesiapa
bisa jadi satu dari mereka

mimpi apa?

entah, tapi ada sedih yang tersisa
ada rasa yang tertinggal
di ujung jari, ujung lidah, dan pelupuk mata
entah, ada sebersit wajah, dan ubin-ubiin putih

lagu apa?
ah, lagu indah!
tapi tidak mengerti apa maknanya
omong kosong, namun harmoni nadanya manis
suara biduanita bening sempurna

cangkir kosong, cokelat tersisa
di ujung bibir, dan tepian cangkir
cerita usai, senja tiba
kita duduk di sini sampai sesaat lagi
lalu ayo, mari pulang!

http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/12/28/secangkir-cokelat-mau--519402.html


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More