Senin, 17 Desember 2012

Tatapan yang bicara

“Aku tidak pernah benar-benar ingin bersahabat denganmu,” pelan dan serius wajah dia mengatakannya.

Aku menatapnya dengan wajah penuh tanda tanya dan dia membalas dengan pandangan menilai. Tatapan yang memberi lebih dari cukup alasan kepadaku. Aku mengenalnya dan aku tahu arti tatapan itu.

“Lihat saja penampilanmu!” seolah mencibir ia melanjutkan.

Aku tidak bereaksi. Aku memahami maksudnya dan membenarkannya.

“Aku memang tidak pantas berteman dengan orang orang yang sempurna.” Batinku

Kami mencapai kata sepakat dan pengertian yang mendalam dengan hanya saling tatap.

{{{Tidak perlu banyak bicara, jika kita saling memahami}}}. Begitu kata orang bijak.


=========
Tapi, sebenarnya aku tidak bisa membohongi diri sendiri, sebab sampai kini aku belum sanggup menerima pemahaman dan saling pengertian itu
=========


Akankah kutemukanmu? Tak akan kuinginkan lagi orang lain selainmu. Disini aku menunggu, mencari dan berharap akan kemunculan dirimu. Kembali seperti dulu, disaat yang tak terduga itu.

--Sachs-- pada
14 Januari 2010 jam 17:01

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More